Breaking

Saham RI Ambruk Rp 1.279 T! Kebijakan Trump Jadi Biang Keladinya?

Pasar saham Indonesia babak belur. Dalam sebulan, tepatnya sepanjang Februari 2025, kapitalisasi pasar anjlok hingga Rp 1.279 triliun. Dari Rp 12.159 triliun pada 3 Februari, angka tersebut merosot tajam menjadi Rp 10.880 triliun di penghujung bulan. Anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari 7.030 menjadi 6.250 turut memperparah situasi. Siapa dalangnya? Tudingan mengarah pada kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Baca Juga : Masjid di Malang yang Bagikan Takjil Gratis, Cocok untuk Mahasiswa !

infomalang.com/ mencatat, penurunan IHSG hingga ke level 6200-an merupakan yang terburuk dalam lebih dari tiga tahun terakhir. Penurunan drastis sebesar 3,31% atau 214,85 poin pada Jumat (28/2/2025) menjadi pukulan telak bagi pasar saham domestik. Ini merupakan penurunan harian tertajam sejak 5 Agustus 2024.

Saham RI Ambruk Rp 1.279 T! Kebijakan Trump Jadi Biang Keladinya?
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Kebijakan proteksionisme Trump, khususnya pengumuman tarif baru 25% untuk impor dari Meksiko dan Kanada serta tambahan tarif 10% untuk China yang berlaku mulai 4 Maret 2025, menjadi sorotan utama. Kebijakan ini, yang diumumkan di tengah bulan Ramadhan, dinilai telah menambah ketidakpastian di pasar global dan memicu kepanikan. Meskipun sempat ditangguhkan sebulan pada 3 Februari, Trump menegaskan kembali lewat Truth Social bahwa tarif tersebut tetap berlaku. Alasannya? Tingkat perdagangan narkotika ilegal yang masih tinggi dari kedua negara tersebut.

Baca Juga : Sawit Sumut: Harta Karun yang Terancam Terbuang?

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, mengakui berbagai faktor global dan domestik turut berperan. Namun, kebijakan tarif perdagangan dan suku bunga AS yang tinggi menjadi penyebab utama keluarnya aliran dana asing dari pasar saham Indonesia. Iman menyebut, sekitar 70% dana global masih mengalir ke aset berkualitas tinggi di AS. Ancaman tarif dagang yang terus membayangi, termasuk terhadap Uni Emirat Arab, semakin memperburuk keadaan. Kekecewaan atas kebijakan pajak pertambahan nilai (VAT) AS yang tak sesuai ekspektasi juga turut menambah tekanan.

Menteri BUMN, Erick Thohir, turut buka suara. Ia mengakui pengaruh faktor eksternal, khususnya kebijakan ekonomi Trump yang dinilai semakin agresif. Ia membantah tudingan bahwa peluncuran Danantara pada 24 Februari 2025 turut berkontribusi terhadap anjloknya IHSG. Menurutnya, dampak positif Danantara masih membutuhkan waktu dan persepsi negatif terhadapnya perlu diluruskan.

Baca Juga : Masjid di Malang yang Bagikan Takjil Gratis, Cocok untuk Mahasiswa !