Breaking

Rahasia di Balik Lonjakan Laba Adhi Karya: Utang Menggunung Tapi Untung Berlipat?

PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengungkapkan kondisi keuangan terbarunya di hadapan Komisi VI DPR RI, dengan fakta mengejutkan terkait total utang perusahaan yang hingga 2024 masih mencapai Rp 25,4 triliun. Meski jumlah ini terbilang fantastis, Direktur Utama Adhi Karya, Entus Asnawi Mukhson, menyebut angka tersebut mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp 31,3 triliun, di mana Rp 9 triliun di antaranya berasal dari utang perbankan.

Entus mengklaim penurunan utang ini sebagai sinyal perbaikan kesehatan keuangan perusahaan. Hal ini diperkuat dengan laporan keuangan ADHI yang mencatatkan kenaikan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 252,4 miliar di tahun 2024. Capaian ini naik 17,9% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 214,01 miliar. Namun, peningkatan laba ini cukup ironis karena terjadi di tengah penurunan pendapatan usaha yang cukup tajam, yakni 33,3%, dari Rp 20,07 triliun pada 2023 menjadi Rp 13,35 triliun di 2024.

Baca juga : Rahasia Nabung Haji Cepat? Emas Jawabannya!

Rahasia di Balik Lonjakan Laba Adhi Karya: Utang Menggunung Tapi Untung Berlipat?
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Jika ditelusuri lebih jauh, penurunan beban pokok pendapatan menjadi Rp 11,72 triliun (dari sebelumnya Rp 17,75 triliun) memang membantu mengurangi tekanan biaya. Namun, laba bruto juga ikut tergerus menjadi Rp 1,62 triliun dari Rp 2,32 triliun. Sementara itu, beban usaha, terutama beban umum dan administrasi, justru melonjak menjadi Rp 906,46 miliar. Beruntung, kontribusi laba dari ventura bersama dan entitas asosiasi masih mampu menopang kinerja keuangan.

Faktor utama yang mendorong laba bersih ADHI naik di tahun 2024 ternyata bukan dari operasional inti, melainkan dari surplus revaluasi tanah sebesar Rp 223,3 miliar, ditambah pajak terkait senilai Rp 11,6 miliar. Pos non-operasional ini menjadi penopang utama laba bersih perusahaan.

Dengan beban utang yang masih besar dan kenaikan laba yang ditopang oleh faktor non-operasional, publik patut mempertanyakan keberlanjutan kinerja positif Adhi Karya ke depan. Apakah ini benar sinyal pemulihan atau sekadar angka manis di atas kertas?

Baca juga : Lebaran 2025: Jangan Sampai Salah! Cara Aman Tukar Uang Baru!