Breaking

Tantangan Berat Multifinance di 2025: Bunga Tinggi & Daya Beli Anjlok!

Pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed dan Bank Indonesia memberikan angin segar bagi industri pembiayaan, demikian disampaikan Ristiawan Suherman, Ketua Bidang Hubungan Pemerintah II Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI). Ia menilai langkah tersebut berpotensi meningkatkan penyaluran pembiayaan dan menekan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) pada nasabah baru.

Baca Juga : Sejarah dan Filosofi Bebek Carok: Kuliner Khas Madura di Malang yang Menggugah Selera

Namun, kenyataannya industri pembiayaan masih berhati-hati dalam menyalurkan kredit. Tingginya suku bunga dan peningkatan NPF menjadi penyebab utama. Pertanyaannya, bagaimana industri multifinance akan menghadapi gejolak ekonomi di tahun 2025?

Tantangan Berat Multifinance di 2025: Bunga Tinggi & Daya Beli Anjlok!
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Dalam wawancara eksklusif di program Power Lunch, infomalang.com/ (Senin, 14/04/2025), Ristiawan Suherman memaparkan tantangan yang dihadapi industri multifinance. Ia menjelaskan bahwa kombinasi bunga tinggi dan penurunan daya beli masyarakat menjadi PR besar yang harus diatasi. Situasi ini memaksa perusahaan pembiayaan untuk lebih selektif dalam memberikan kredit dan menerapkan strategi mitigasi risiko yang lebih ketat.

Wawancara selengkapnya dengan Ristiawan Suherman dapat disaksikan di tayangan Power Lunch, infomalang.com/. Video tersebut memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai prospek dan tantangan industri multifinance di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Baca Juga : Daftar Menu Depot Tanjung Api Beserta Harganya. Simak Harganya !