Bingung memilih asuransi yang tepat? Di tengah gejolak IHSG yang naik-turun, pertanyaan ini semakin relevan. Pasalnya, selain proteksi, beberapa produk asuransi menawarkan imbal hasil investasi. Asuransi tradisional fokus pada perlindungan, sementara unitlink (PAYDI) menggabungkan asuransi dan investasi. Lantas, mana yang lebih menguntungkan?
Menurut Joko Suwaryo, Appointed Actuary PertaLife Insurance, pemahaman nasabah jadi kunci utama. Ia menyoroti banyaknya masyarakat yang hanya mengenal unitlink dari penjelasan agen, yang seringkali hanya menonjolkan keuntungan jangka panjang, seperti membeli rumah atau mobil. “Sebelum membeli, pahami risikonya,” tegas Joko. “Jika saham PAYDI turun, kerugian ditanggung pemegang polis, bukan perusahaan asuransi.
Baca Juga: Lo Kheng Hong Pernah Hampir Bangkrut! Rahasianya Selamat dari Krisis 1998?

Joko juga menekankan pentingnya kejujuran agen dalam menjelaskan fluktuasi pasar saham yang inherent pada unitlink. “Untuk segmen menengah ke bawah, asuransi tradisional lebih cocok. Namun, nasabah menengah ke atas yang memahami risiko, bisa mempertimbangkan unitlink,” tambahnya.
Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukkan dominasi asuransi tradisional pada 2024. Pendapatan premi total mencapai Rp185,39 triliun, naik 4,3% dari tahun sebelumnya. Asuransi tradisional menyumbang Rp110,36 triliun (59,5%), sementara unitlink meraih 40,5% sisanya. Pertumbuhan asuransi tradisional tercatat signifikan, mencapai 18,7%.
Kesimpulannya, pilihan antara unitlink dan asuransi tradisional bergantung pada profil risiko dan kebutuhan finansial masing-masing individu. Kejelasan informasi dan pemahaman risiko menjadi kunci utama dalam pengambilan keputusan yang bijak.
Baca Juga: Rahasia di Balik Booming Pinjol: UMKM Lebih Pilih Pinjaman Online daripada Bank!















