Suaramedia.id – Tren penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menimbulkan gelombang guncangan di sektor asuransi. Data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan fakta mengejutkan: nilai investasi asuransi ambles hingga hampir Rp 15 triliun secara tahunan!
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, memaparkan bahwa hingga Februari 2025, hasil investasi asuransi merosot Rp 14,80 triliun secara year on year (yoy). Ia mengaitkan penurunan drastis ini dengan pelemahan IHSG yang mencapai 1.045,5 poin atau -14,29% yoy. “Volatilitas pasar saham yang tinggi berdampak signifikan pada hasil investasi industri asuransi,” tegas Ogi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/4/2025). Ia menekankan pentingnya diversifikasi portofolio investasi untuk mengurangi risiko fluktuasi pasar.

Industri asuransi jiwa menjadi sektor yang paling terpukul. Pada akhir 2024, hasil investasi sektor ini anjlok hingga 24,8% yoy. Ogi menjelaskan, penurunan ini utamanya disebabkan oleh melemahnya pasar modal domestik, yang berimbas pada kinerja investasi di instrumen saham dan reksadana—instrumen mayoritas investasi asuransi jiwa. Imbasnya, imbal hasil (yield) investasi asuransi jiwa ikut tergerus hingga -1,19% pada Februari 2025, sementara yield investasi asuransi umum tercatat sebesar 0,90%.
Meskipun demikian, OJK tetap optimistis. Proyeksi OJK menunjukkan pertumbuhan hasil investasi industri asuransi di tahun 2025, dengan produk unit link diprediksi menjadi primadona. “Meskipun pasar modal belum sepenuhnya pulih, kami memproyeksikan pertumbuhan hasil investasi di tahun 2025,” ungkap Ogi. Ia menambahkan, produk unit link diperkirakan akan mendominasi, berkontribusi sekitar 26%-28% dari total premi asuransi jiwa.
OJK menegaskan komitmennya untuk terus memantau dan memperkuat stabilitas industri asuransi guna melindungi kepentingan pemegang polis di tengah gejolak pasar ini.















