infomalang.com/ – Jumlah kelas menengah di Indonesia terus menyusut, menurut data terbaru. Tekanan ekonomi, PHK massal, dan sulitnya mencari pekerjaan bergaji layak menjadi penyebab utama. Dari 57,33 juta orang pada 2019, jumlahnya kini merosot menjadi 47,85 juta pada 2024. Lantas, bagaimana dengan kelas menengah atas? Apa ciri-cirinya? Apakah Anda termasuk?
Berdasarkan data, terdapat penurunan signifikan jumlah kelas menengah. Ini menunjukkan semakin sulitnya mempertahankan posisi ekonomi di tengah gejolak. Namun, di sisi lain, kelompok masyarakat rentan miskin justru meningkat. Pertanyaan kunci adalah: bagaimana ciri-ciri kelas menengah atas yang mampu bertahan, bahkan berkembang, di tengah kondisi ini?
Menurut para ahli keuangan, kelas menengah atas memiliki beberapa ciri khas. Bukan sekadar soal gaya hidup mewah, melainkan ketahanan finansial yang kuat. Mereka mampu memenuhi semua kebutuhan dan investasi, bahkan masih memiliki sisa dana untuk hiburan dan hal-hal lain. Kepemilikan aset beragam, seperti saham dan properti, menjadi kunci utama. Mereka juga mampu melunasi hipotek lebih cepat tanpa mengorbankan gaya hidup.
Tinggal di lingkungan mahal bukan sekadar soal gengsi, melainkan refleksi dari kemampuan finansial yang kuat. Namun, yang membedakan adalah minimnya stres finansial. Mereka mampu menghadapi pengeluaran tak terduga tanpa panik. Kemampuan membiayai pendidikan tinggi anak-anak tanpa utang juga menjadi ciri khas.
Perubahan gaya hidup positif juga terlihat. Bukan berarti hidup boros, tetapi mampu membeli barang dan jasa yang sebelumnya dianggap mewah. Mereka juga memiliki kemungkinan pensiun lebih awal karena memiliki sumber pendapatan ganda, seperti bisnis atau investasi yang menghasilkan pendapatan pasif.
Kesimpulannya, kelas menengah atas bukan sekadar soal kekayaan materi, melainkan ketahanan dan pengelolaan keuangan yang cerdas. Apakah Anda memiliki ciri-ciri tersebut? Mungkin saja Anda lebih dekat dengan kelas menengah atas daripada yang Anda kira.
