Breaking

Inflasi Juni 2025 Dipicu Kenaikan Harga Pangan

infomalang.com/ – Inflasi Indonesia pada bulan Juni 2025 tercatat mengalami kenaikan moderat yang didorong oleh lonjakan harga pangan. Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga selama perayaan Idul Adha dan dimulainya masa liburan sekolah. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pada Selasa (1/7/2025) yang menunjukkan bahwa indeks harga konsumen (IHK) naik sebesar 0,19% secara bulanan (month-to-month/mtm) pada bulan Juni, setelah mengalami deflasi 0,37% pada bulan Mei sebelumnya.

Inflasi Tahunan Masih Terkendali dalam Target Bank Indonesia

Kepala BPS menuturkan bahwa inflasi tahunan per Juni mencapai 1,87%, meningkat dari 1,6% pada Mei, namun masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 2,51%. Meskipun ada kenaikan, inflasi masih berada dalam target Bank Indonesia di kisaran 1,5% hingga 3,5%.

Harga Pangan Jadi Kontributor Terbesar Inflasi Juni

Kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau menjadi kontributor terbesar terhadap inflasi bulan Juni. Kelompok ini memberikan andil sebesar 0,13 poin persentase terhadap inflasi bulanan. Beberapa komoditas yang mencatatkan kenaikan harga signifikan adalah beras, cabai rawit, bawang merah, dan tomat. Secara spesifik, kenaikan harga beras menyumbang 0,04 poin persentase terhadap total inflasi bulanan.

Harga pangan bergejolak juga menunjukkan peningkatan yang cukup mencolok, yaitu naik 0,77% secara mtm, berbanding terbalik dengan deflasi tajam yang terjadi pada Mei sebesar 2,48%. Lonjakan harga pangan ini menjadi perhatian utama pemerintah mengingat sektor ini sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.

Sektor Transportasi Beri Kontribusi Kecil Terhadap Inflasi

Di sisi lain, biaya transportasi juga memberikan kontribusi terhadap inflasi bulan Juni, meskipun tidak sebesar sektor pangan. Kontribusi transportasi tercatat sebesar 0,01 poin persentase, yang sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga tiket pesawat yang melonjak 5,81%. Namun, kenaikan ini diimbangi oleh penurunan harga tiket kapal laut dan kereta api, masing-masing turun sebesar 16,96% dan 4,2%, berkat adanya diskon perjalanan yang berlaku selama masa liburan.

Baca Juga:Kota Malang Sukses Kendalikan Inflasi Selama Juni 2025

Dampak Stimulus Pemerintah terhadap Inflasi dan Konsumsi

Pemerintah sebelumnya telah meluncurkan paket stimulus untuk mendorong belanja konsumen di kuartal kedua, dengan harapan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional hingga 5%. Stimulus tersebut mulai diterapkan pada bulan Juni dan Juli 2025, mencakup berbagai diskon seperti tiket pesawat, kereta api, kapal feri, serta potongan harga jalan tol untuk sekitar 110 juta pengendara yang memenuhi syarat.

Kenaikan Harga Administered Prices dan Inflasi Inti

Kenaikan harga yang diatur pemerintah (administered prices) juga turut berkontribusi terhadap inflasi, meskipun dalam porsi yang lebih kecil. Harga di sektor ini naik 0,09% secara mtm, setelah sebelumnya turun 0,02% pada bulan Mei. Beberapa komponen yang mendorong kenaikan harga di sektor ini meliputi bahan bakar rumah tangga, tiket pesawat, dan rokok kretek mesin.

Inflasi inti, yang mengukur inflasi tanpa memperhitungkan harga pangan bergejolak dan harga yang diatur pemerintah, mengalami kenaikan sebesar 0,07% pada bulan Juni. Kenaikan ini hampir stabil dibandingkan dengan bulan Mei yang mencatatkan kenaikan 0,08%.

Kenaikan Harga Perhiasan Emas Dominasi Inflasi Tahunan

Kategori “perawatan pribadi dan layanan lainnya” menjadi kelompok pengeluaran dengan kenaikan tahunan tertinggi, yaitu 9,3%. Kenaikan signifikan ini sebagian besar disebabkan oleh terus meningkatnya harga perhiasan emas sejak akhir 2023. Harga emas global yang tinggi dan tingginya permintaan domestik turut memberikan tekanan tambahan terhadap inflasi di kategori ini.

Stabilitas Nilai Tukar dan Proyeksi Inflasi ke Depan

Menurut ekonom Bank Danamon, Hosianna Evalita Situmorang, stabilnya nilai tukar rupiah pasca ketegangan geopolitik Timur Tengah turut membantu menjaga stabilitas harga. Ia juga menambahkan bahwa stimulus yang diluncurkan pemerintah pada Juli akan menjadi faktor penting dalam menjaga daya beli masyarakat dan mempertahankan konsumsi rumah tangga di tengah potensi pelemahan ekonomi pada semester kedua 2025.

Faktor Utama Penggerak Inflasi dan Dampak Wisatawan Mancanegara

Selain perhiasan emas, harga pangan yang fluktuatif dan tiket pesawat terus menjadi faktor utama yang mempengaruhi inflasi sepanjang paruh pertama tahun ini. Pemerintah dan pelaku usaha diharapkan dapat terus memantau perkembangan harga pangan dan transportasi guna menjaga stabilitas inflasi di masa mendatang.

Dalam laporan terpisah, BPS juga mencatat adanya peningkatan signifikan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia pada bulan Mei 2025, mencapai 1,31 juta orang, atau meningkat 14% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Total kunjungan selama lima bulan pertama tahun ini mencapai 5,63 juta orang, meningkat 7,44% dibandingkan periode Januari-Mei 2024.

Dengan inflasi yang relatif terkendali dan sektor pariwisata yang mulai bangkit, Indonesia menunjukkan sinyal positif dalam menjaga kestabilan ekonomi nasional di tengah berbagai tantangan global.

Baca Juga:Top Up Paypal Tanpa Kartu Kredit? Ini Jawaban Lengkapnya!