Breaking

Ketua RT Gen Z Bikin Bangga! Cor Jalan Sendiri Berkat Dukungan Dua Tokoh

infomalang.com/  — Semangat kolaboratif dan kepedulian terhadap lingkungan kini tak lagi dimonopoli generasi tua. Hal ini diungkapkan oleh Sahdan Arya Maulana (19), Ketua RT Gen Z dari RT 07 RW 08, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Jakarta Utara. Aksinya memperbaiki jalan lingkungan tanpa bantuan pemerintah viral di media sosial dan menginspirasi banyak pihak.

Namun, di balik keberhasilan tersebut, Arya Ketua tidak berjalan sendiri. Ia didampingi dua rekan seangkatannya yang memegang peran penting dalam roda kepengurusan RT: Vemmas Wahyu Rianto (20) sebagai sekretaris RT, dan Riski Saputra (21) sebagai bendahara RT. Ketiganya merupakan representasi generasi muda yang tidak hanya cakap bermedia sosial, tetapi juga terlibat langsung dalam pembangunan masyarakat.

Inisiatif Murni Tanpa Dana Pemerintah

Jalan sepanjang 100 meter yang menjadi akses vital warga sebelumnya rusak parah dan telah dilaporkan dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), namun tak kunjung mendapatkan penanganan. Kejadian truk terguling akibat jalan rusak menjadi pemantik utama Arya dan keluarga untuk segera bekerja. Tanpa menunggu alokasi dana dari pemerintah, mereka bergerak cepat.

Dana sebesar Rp 20 juta yang digunakan untuk pengecoran bukan berasal dari APBD, melainkan dari hasil swadaya masyarakat dan alokasi dana operasional RT yang tidak mereka ambil selama dua bulan.

“Kita selama dua bulan ini tidak pernah mengambil biaya BOP sama sekali. Semua dialihkan ke pembangunan,” terang Arya kepada wartawan.

Baca Juga: Pemkot Malang Diingatkan DPRD: Rencana Pemecahan Dinas Bisa Picu Lonjakan Anggaran

Peran Kunci Dua Tokoh Muda

RT

Dalam struktur organisasi RT, keberhasilan program tidak hanya bergantung pada ketua. Vemmas Wahyu Rianto, yang menjabat sebagai Sekretaris RT, bekerja menyusun rencana kegiatan dan memastikan komunikasi antara pengurus dan warga berjalan lancar. Ia juga terlibat aktif dalam penggalangan dana dan mengorganisasi gotong royong warga.

Sementara itu, Riski Saputra (Ketua) memegang kendali penuh pada transparansi dana. Sebagai bendahara, ia memastikan setiap pengeluaran dicatat secara rinci dan dapat dipertanggungjawabkan. Meski telah bekerja sebagai karyawan swasta, Riski tetap menyumbangkan dana demi keinginan pembangunan lingkungan.

“Kita ingin berkontribusi di tempat kita tinggal. Ini bukan sekedar membangun jalan, tapi membangun kepercayaan dan harapan warga,” ujar Vemmas.

Masa Muda untuk Masyarakat

Pemuda ketiga ini membuktikan bahwa masa muda dapat digunakan untuk hal-hal produktif dan bermakna. Arya saat ini masih kuliah di semester 5 Universitas Muhammadiyah JKT, Vemmas sedang menempuh pendidikan di STIE Indonesia, sementara Riski sudah bekerja penuh waktu. Meskipun memiliki kesibukan masing-masing, semangat kolaborasi dan rasa memiliki terhadap wilayah mendorong mereka untuk bekerja nyata.

“Kita lahir dan besar di sini. Kalau bukan kita yang bangun, siapa lagi?” kata Arya penuh semangat.

Apresiasi dari Pemerintah dan Tokoh Publik

Aksi luar biasa ini pun menuai pujian dari berbagai pihak. Wali Kota Jakarta Utara, Hendra Hidayat, memberikan apresiasi khusus kepada Arya dan rekan-rekannya. Ia bahkan memberikan akses langsung kepada Arya untuk berkoordinasi dengan pejabat wilayah jika terjadi masalah.

“RT dan RW adalah garda terdepan kami di wilayah. Dari merekalah informasi valid soal warga dan lingkungan yang kami peroleh,” ujar Hendra.

Tak hanya dari pemerintah daerah, pujian juga datang dari tokoh nasional. Mantan Bupati Purwakarta dan kini Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyebut Arya dan tim sebagai “pejabat paling gagah”.

Dalam perkumpulan yang diunggah Dedi melalui akun Instagram @dedimulyadi71, ia menyampaikan rasa hormatnya kepada ketiga pemuda tersebut.

“Mereka menggunakan dana operasional bukan untuk membeli rokok atau kopi, tapi untuk cor jalan demi warga. Ini teladan sejati,” tegas Dedi.

Pesan untuk Generasi Muda

Dari aksi ini, pesan tersirat kuat: menjadi muda bukan alasan untuk pasif. Justru semangat dan energi muda harus digunakan untuk menciptakan dampak nyata. Arya, Vemmas, dan Riski telah membuktikan bahwa kolaborasi, transparansi, dan niat baik dapat membawa perubahan meskipun dengan sumber daya terbatas.

“Stop rebahan, stop tawuran, saatnya generasi muda bangun dan jadi pelopor perubahan,” pesan Arya menutup wawancara.

Kesimpulan

Kisah tiga pemuda RT 07 RW 08 Rawa Badak Selatan ini adalah simbol harapan baru bagi birokrasi di tingkat akar rumput. Ketika banyak orang mengeluhkan sistem, mereka memilih bekerja. Ketika orang menunggu bantuan, mereka justru mengulurkan tangan.

Semoga semangat Sahdan Arya Maulana, Vemmas Wahyu Rianto, dan Riski Saputra dapat menjadi inspirasi nyata bagi pemuda-pemuda Indonesia lainnya untuk turun tangan membangun lingkungan, mulai dari hal kecil, mulai dari rumah sendiri.

Baca Juga: Kota Malang Resmi Larang Penggunaan Sound Horeg, Polisi dan Pemkot Pertegas Aturan Demi Ketertiban