MALANG, Jawa Timur – Langit Karangploso, Kabupaten Malang, bergemuruh pada Kamis malam (14/8/2025). Bukan karena guntur, melainkan karena gempita musik rock yang dimainkan oleh dua legenda: Heydi Ibrahim, vokalis Power Slaves, dan lady rocker Mel Shandy. Keduanya hadir sebagai magnet utama dalam konser bertajuk “Rock in Karlos”, sebuah acara yang tidak hanya merayakan ulang tahun ke-80 Radio Republik Indonesia (RRI), tetapi juga membangkitkan kembali semangat musik rock di Malang Raya. Konser ini membuktikan bahwa genre musik rock masih memiliki basis penggemar yang kuat dan loyal, melintasi batas usia dan generasi.
Kolaborasi Legendaris di Tengah Dinginnya Malam
Kehadiran Heydi Ibrahim dan Mel Shandy di rest area Karangploso disambut antusias oleh ratusan penonton. Mel Shandy, dengan vokalnya yang khas dan bertenaga, membawakan sejumlah lagu andalannya seperti Bianglala dan Nyanyian Badai. Penampilannya seolah menjadi terapi nostalgia bagi para penggemar lamanya, sekaligus memperkenalkan kualitas musik rock sejati kepada penonton yang lebih muda. Energi Mel Shandy di atas panggung terasa sangat kuat, menunjukkan mengapa ia pantas menyandang julukan lady rocker Indonesia.
Tak kalah memukau, Heydi Ibrahim dari Power Slaves menunjukkan karismanya sebagai vokalis andal. Ia tidak hanya tampil di atas panggung, tetapi juga bernyanyi di tengah kerumunan penonton, menciptakan interaksi yang sangat intim dan personal. Momen ini membuat para penggemarnya sangat gembira, seolah batas antara idola dan penggemar melebur menjadi satu. Hawa dingin malam yang mencapai 19 derajat Celcius pun terasa hangat berkat energi dan kebersamaan yang tercipta. Heydi membawakan sejumlah lagu hitsnya, seperti Impian dan Mengerti, yang dinyanyikan bersama oleh seluruh penonton.
Baca Juga:Evolution Fitness Malang: Jawaban Gaya Hidup Sehat Pasca Pandemi
Kehadiran dua nama besar ini adalah strategi cerdas dari penyelenggara, Komunitas Karlos Rock City dan RRI Malang, untuk menarik perhatian publik. Mereka berhasil menggabungkan daya tarik bintang utama dengan semangat lokal, menciptakan perpaduan yang harmonis dan efektif. Konser ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga panggung untuk merayakan warisan musik rock Indonesia.
Keterlibatan Musisi Lokal Memperkuat Ekosistem Musik Malang
Selain bintang tamu utama, konser “Rock in Karlos” juga menampilkan sejumlah musisi rock lokal dari Malang Raya. Kehadiran mereka memberikan panggung bagi talenta-talenta lokal untuk unjuk gigi dan berinteraksi dengan musisi nasional. Para musisi lokal ini membawakan lagu-lagu ciptaan mereka sendiri, menunjukkan bahwa kancah musik rock di Malang masih sangat hidup dan produktif.
Ratusan penonton seolah tidak ingin ketinggalan untuk menikmati konser rock yang menjadi ajang pertemuan para pecinta musik rock lintas generasi. Antusiasme ini adalah bukti nyata bahwa komunitas musik di Malang sangat solid. Mereka tidak hanya mendukung musisi besar, tetapi juga memberikan apresiasi kepada talenta-talenta lokal, menciptakan ekosistem yang saling mendukung.
Heydi Ibrahim, vokalis Power Slaves, mengaku tersanjung bisa hadir di tengah para pecinta musik rock di Malang. Ia menyebut bahwa penonton di kawasan Malang Raya selalu memberikan warna tersendiri. “Terima kasih, penontonnya selalu ramai di tengah era persaingan industri musik. Malang selalu welcome,” ujar Heydi. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Malang memiliki basis penggemar yang loyal dan berkarakter, sebuah aset yang sangat berharga dalam industri musik.
Visi Masa Depan Mengukuhkan Malang sebagai Kota Rock
Mel Shandy, yang telah beberapa kali tampil di Malang, juga merasakan hal yang sama. Ia berharap kehadirannya bisa membangkitkan lagi musik rock, khususnya di kawasan Malang Raya. “Saya ke Malang sudah beberapa kali dan punya penonton yang luar biasa,” tegasnya. Harapan ini selaras dengan tujuan utama acara: tidak hanya menghibur, tetapi juga memicu semangat baru bagi para musisi dan penggemar.
“Rock in Karlos” adalah sebuah langkah penting dalam upaya mengukuhkan kembali posisi Malang sebagai salah satu kota pusat musik rock di Indonesia. Dengan adanya kolaborasi antara musisi legendaris, musisi lokal, dan dukungan komunitas yang kuat, masa depan musik rock di Malang terlihat sangat menjanjikan. Konser ini menjadi pengingat bahwa musik rock bukanlah genre yang usang, melainkan sebuah bentuk seni yang terus berevolusi dan tetap relevan.
Melalui acara-acara seperti ini, diharapkan akan muncul lebih banyak lagi band rock baru dari Malang yang mampu menembus kancah nasional, membawa kembali kejayaan musik rock seperti di masa lalu. “Rock in Karlos” bukan hanya konser, melainkan sebuah gerakan untuk menjaga denyut nadi musik rock agar tidak pernah padam.
Baca Juga:Panitia Menfest 2025 Gelar Pertemuan Internal, Fokus pada Persiapan Konser Musik di Malang















