InfoMalang – Pasar tradisional memiliki peran vital sebagai pusat perputaran ekonomi masyarakat. Revitalisasi Pemkab Malang yang kini masuk dalam agenda utama pemerintah daerah menempatkan Pasar Tumpang sebagai salah satu prioritas pembangunan. Langkah ini diharapkan mampu mendongkrak aktivitas perdagangan dan mendukung sektor wisata yang semakin berkembang.
Pasar Tradisional sebagai Urat Nadi Ekonomi
Banyak masyarakat Kabupaten Malang menggantungkan hidup pada aktivitas pasar. Revitalisasi Pemkab Malang terhadap Pasar Tumpang menjadi bukti bahwa pemerintah menyadari pentingnya pasar tradisional sebagai fondasi ekonomi rakyat. Dengan kondisi yang lebih modern, pasar diharapkan tetap menjadi pusat belanja utama masyarakat lokal.
Selain sebagai pusat perdagangan, pasar tradisional juga menjadi wadah interaksi sosial. Revitalisasi dirancang agar Pasar Tumpang tidak hanya berfungsi sebagai tempat transaksi, tetapi juga mampu menarik wisatawan. Dengan demikian, peran pasar akan semakin luas dalam mendorong pertumbuhan daerah.
Baca Juga:Cak Nur Kota Batu Tekankan Transparansi Layanan Publik
Latar Belakang Revitalisasi Pasar
Rencana revitalisasi ini muncul karena kebutuhan untuk meningkatkan kualitas fasilitas pasar. Revitalisasi difokuskan agar pasar tidak hanya memenuhi kebutuhan harian warga, tetapi juga bertransformasi menjadi destinasi ekonomi kreatif.
Pasar Tumpang dipilih karena posisinya strategis sebagai pintu gerbang menuju kawasan wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Revitalisasi Pemkab Malang akan menjadikan pasar ini sebagai transit kendaraan wisata, sekaligus pusat kuliner dan kesenian. Hal ini diharapkan mampu memperluas daya tarik kawasan tersebut.
Pasar Tumpang sebagai Penyangga Wisata
Keberadaan jip wisata yang biasa berhenti di sekitar pasar menjadi alasan utama penataan kembali kawasan ini. Revitalisasi Pemkab Malang berupaya mengintegrasikan pasar dengan potensi pariwisata, sehingga menghadirkan nilai tambah bagi perekonomian lokal.
Dengan penataan baru, Pasar Tumpang berpeluang dikembangkan menjadi pusat kuliner khas Malang. Revitalisasi Pemkab Malang akan membuka kesempatan bagi pelaku usaha kecil dan menengah untuk memperkenalkan produk lokal kepada wisatawan.
Pasar Lawang Ikut Masuk Agenda
Selain Pasar Tumpang, Pasar Lawang juga menjadi bagian dari rencana besar ini. Revitalisasi Pemkab Malang pada Pasar Lawang diperlukan karena pasar tersebut pernah mengalami kebakaran besar. Kini, rencana pembangunan diarahkan pada konsep Bangunan Gedung Hijau (BGH) yang ramah lingkungan.
Konsep ini akan membuat pasar lebih hemat energi, efisien, dan nyaman bagi masyarakat. Revitalisasi Pemkab Malang mengedepankan prinsip keberlanjutan agar pembangunan pasar selaras dengan kebutuhan masa depan.
Anggaran dan Skema Pendanaan
Untuk merealisasikan proyek besar ini, anggaran yang dibutuhkan cukup besar. Revitalisasi Pemkab Malang untuk Pasar Lawang misalnya, diperkirakan memakan biaya hingga Rp180 miliar. Peningkatan nilai anggaran terjadi karena perubahan material dan desain bangunan.
Pendanaan revitalisasi dilakukan melalui berbagai skema, mulai dari APBD hingga pengajuan ke pemerintah pusat. Revitalisasi Pemkab Malang juga mempertimbangkan opsi pinjaman daerah maupun kerja sama dengan badan usaha agar pembangunan berjalan lancar.
Manfaat Revitalisasi Bagi Masyarakat
Revitalisasi Pemkab Malang akan membawa banyak manfaat bagi masyarakat. Pasar yang modern dan tertata rapi akan meningkatkan kenyamanan pengunjung, sehingga jumlah pembeli pun meningkat. Hal ini otomatis akan memperbesar perputaran ekonomi masyarakat setempat.
Selain itu, pedagang juga akan mendapat fasilitas lebih layak. Revitalisasi Pemkab Malang menyiapkan sarana pendukung seperti sanitasi, area parkir, serta aksesibilitas yang lebih baik. Semua ini dirancang untuk mendorong kegiatan ekonomi berjalan efisien.
Potensi Pusat Kesenian dan Kuliner
Salah satu ide besar dari Revitalisasi Pemkab Malang adalah menjadikan Pasar Tumpang sebagai pasar tematik. Nantinya, pasar ini akan diisi dengan kegiatan seni dan budaya khas Malang, sekaligus sebagai pusat kuliner lokal.
Kehadiran wisatawan ke Bromo bisa diarahkan untuk singgah terlebih dahulu di pasar. Revitalisasi Pemkab Malang menargetkan pasar ini tidak hanya menjadi tempat transaksi, tetapi juga ruang promosi budaya. Dengan begitu, pasar berfungsi ganda sebagai pusat ekonomi dan pelestarian tradisi.
Tantangan dan Harapan
Meski rencana sudah matang, Revitalisasi Pemkab Malang tetap menghadapi tantangan, mulai dari pembiayaan hingga proses teknis pembangunan. Namun pemerintah optimistis, revitalisasi ini akan selesai tepat waktu dan sesuai standar nasional.
Harapannya, Pasar Tumpang dan Pasar Lawang bisa menjadi contoh keberhasilan pembangunan pasar tradisional di Jawa Timur. Revitalisasi Pemkab Malang akan menjadi model pengembangan pasar yang tidak hanya ekonomis, tetapi juga mendukung sektor wisata dan budaya.
Dukungan Masyarakat
Keberhasilan revitalisasi tentu memerlukan dukungan masyarakat. Revitalisasi Pemkab Malang tidak hanya sekadar pembangunan fisik, tetapi juga transformasi cara pandang warga terhadap pasar. Diharapkan, masyarakat ikut menjaga dan memanfaatkan fasilitas yang ada.
Keterlibatan pedagang, wisatawan, dan warga sekitar menjadi kunci utama. Revitalisasi Pemkab Malang akan lebih optimal jika semua pihak aktif berperan dalam proses perencanaan hingga pelaksanaan. Dengan sinergi bersama, pasar benar-benar bisa menjadi kebanggaan daerah.















