Breaking

Harga Perak Melejit, Emas Tertinggal? Inilah Alasannya!

Sejak awal 2023, harga emas telah meroket hampir 60% dalam dolar AS. infomalang.com/ mencatat, kenaikan ini mengalahkan kinerja indeks saham terkemuka dunia, termasuk S&P 500 Amerika Serikat, setelah beberapa pekan yang penuh gejolak. Namun, sorotan kini beralih pada perak, logam mulia yang tengah menyaingi bahkan melampaui emas dalam performa lima tahun terakhir.

Baca Juga : Rupiah Anjlok! BI Siap Tempur!

Selama ini, perak dikenal sebagai “emas orang miskin” atau “logam iblis” karena imbal hasil yang kurang menggiurkan dan harga yang fluktuatif. Namun, seiring dengan meningkatnya minat investasi, logam yang dulunya hanya diminati pasar khusus ini kini mulai merangsek ke pasar utama.

Harga Perak Melejit, Emas Tertinggal? Inilah Alasannya!
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Logikanya, harga perak seharusnya mengikuti pergerakan emas. Keduanya langka, indah, dan tahan lama, sehingga telah digunakan untuk perhiasan dan koin selama ribuan tahun. Sifatnya sebagai penyimpan nilai membuatnya menarik sebagai aset lindung nilai, terutama saat investor khawatir. Sama seperti emas, kelangkaan perak di kerak bumi juga menjadikannya lindung nilai yang baik terhadap inflasi.

Kenaikan harga emas dan perak belakangan ini didorong oleh kekhawatiran geopolitik dan inflasi yang tinggi. Keduanya menjadi pilihan investasi karena harganya cenderung turun saat suku bunga riil naik, dan sebaliknya, karena tidak menghasilkan pendapatan.

Namun, perbedaan pasokan pertambangan dan permintaan industri membuat rasio harga perak terhadap emas selalu berubah. Pada tahun 1970-an, dibutuhkan 30-40 ons perak untuk membeli satu ons emas. Kini, rasio tersebut mencapai sekitar 90 ons. Para spekulan pun pernah kecewa dengan “logam iblis” ini. Setelah krisis 2007-2009, permintaan industri yang lemah dan fokus pada aset safe haven membuat harga perak sangat bergantung pada sentimen pasar.

Baca Juga : Pailit! Anak Usaha HK Metals Utama Kolaps

Kini, situasi telah berubah. Bank sentral dunia mulai menambah cadangan perak, seperti yang dilaporkan Interfax, kantor berita Rusia, tentang rencana pemerintahnya untuk membeli perak. Aliran dana ke Exchange Traded Funds (ETF) perak juga meningkat. Pedagang di New York bahkan memborong perak dalam jumlah besar, hingga menyebabkan kesenjangan harga transatlantik yang signifikan.

Kesenjangan antara penawaran dan permintaan yang semakin lebar diperkirakan akan terus mendorong harga perak naik. Menurut Silver Institute, pasokan perak tahunan telah menyusut dalam dekade terakhir, sementara permintaan industri melonjak lebih dari 50%, terutama karena penggunaan perak dalam panel surya dan meningkatnya impor ke Tiongkok. Karena kapasitas penambangan sulit ditingkatkan dengan cepat, ketidakseimbangan ini akan terus menopang harga perak.

Dengan meningkatnya ketidakpastian global, permintaan terhadap aset safe haven diperkirakan akan tetap tinggi. Pemerintah AS pun memiliki insentif untuk menyimpan nilai aset di tempat yang aman. Hal ini menjelaskan mengapa bank sentral banyak membeli emas. Namun, perak juga menjadi pilihan yang menarik sebagai alternatif.

Baca Juga : Profil Hashim Djojohadikusumo, Pengusaha dan Filantropis Indonesia