InfoMalang – kembali menjadi sorotan nasional berkat kolaborasi strategis antara IPB University dan pemerintah daerah dalam pengembangan potensi ekonomi lokal. Melalui program unggulan “Dosen Pulang Kampung” (Dospulkam) tahun 2025, IPB University menyapa masyarakat Malang dengan membawa misi penguatan ekonomi desa berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dipimpin oleh Dr. Kustiariyah Tarman, dosen IPB yang berasal dari Malang, program ini menggandeng sejumlah guru besar dan pakar dari berbagai fakultas. Mereka bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang untuk mengembangkan inovasi di sektor pangan lokal, khususnya melalui pelatihan fortifikasi produk susu dengan bahan alami dari laut.
Fokus utama pelatihan kali ini adalah pengayaan produk yoghurt melalui fortifikasi Spirulina dan karaginan. Bertajuk “Fortifikasi Ganggang Laut Mikro Spirulina dan Karaginan pada Produk Yoghurt untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi Biru Lokal,” pelatihan ini menjadi bentuk nyata kontribusi IPB dalam mendorong kemandirian desa.
Kabupaten Malang diketahui sebagai penghasil susu terbesar di Jawa Timur, dengan produksi mencapai 140,99 juta kilogram pada tahun 2023 atau sekitar 31 persen dari total produksi provinsi. Kondisi ini menciptakan peluang besar dalam pengembangan produk olahan susu bernilai tinggi.
Dr. Kustiariyah menjelaskan bahwa fortifikasi Spirulina dan karaginan pada yoghurt tidak hanya meningkatkan kandungan nutrisi, tetapi juga membuka pasar baru untuk produk olahan susu. “Yoghurt fortifikasi ini diharapkan menjadi pangan fungsional yang bermanfaat bagi kesehatan dan memiliki nilai ekonomi tinggi,” ujar Kustiariyah.
Prof. Luky Adrianto, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, menekankan pentingnya sumber pangan dari laut atau “blue food” sebagai kunci ketahanan pangan nasional. Sementara itu, Prof. Joko Santoso menggarisbawahi potensi rumput laut sebagai bahan pangan dan kesehatan yang berkelanjutan. Prof. Iriani Setyaningsih turut mengenalkan Spirulina sebagai mikroalga laut kaya protein dan senyawa bioaktif.
Baca Juga:Gudang Es Krim di Malang Dilalap Api, Kerugian Ditaksir Ratusan Juta Rupiah
Pelatihan yang diikuti oleh 35 peserta ini terdiri dari staf dinas, guru sekolah dasar hingga SMK peternakan, penyuluh, peternak sapi perah, dan masyarakat umum. Selain sesi materi, peserta juga mengikuti praktik langsung pembuatan yoghurt fortifikasi yang dipandu langsung oleh tim IPB University.
Kegiatan ini juga mendorong penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) 2981:2009, khususnya dalam menjaga kandungan protein dan kualitas organoleptik yoghurt. Langkah ini bertujuan agar produk lokal mampu bersaing di pasar yang lebih luas, baik nasional maupun internasional.
Menurut Dr. Kustiariyah, penguatan sektor olahan susu ini merupakan bagian dari upaya mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama tujuan 1 (Tanpa Kemiskinan), 2 (Tanpa Kelaparan), 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), serta 14 (Kehidupan di Bawah Air).
Dospulkam IPB University juga memperkuat sinergi antara dunia akademik dan masyarakat desa. Dengan pendekatan ini, desa tidak hanya menjadi objek pembangunan, tetapi menjadi subjek yang aktif dalam proses pertumbuhan ekonomi lokal berbasis inovasi.
“Dengan adanya kolaborasi ini, kami berharap desa dapat menjadi pusat ekonomi baru yang berbasis pada potensi lokal dan inovasi teknologi. Semangat pembangunan dari desa, oleh desa, dan untuk Indonesia perlu terus digalakkan,” tutup Prof. Luky.
Melalui program Dospulkam ini, IPB University membuktikan bahwa kontribusi kampus tidak berhenti di ruang kuliah, melainkan terus hidup di tengah masyarakat. Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa ilmu pengetahuan mampu menjadi motor penggerak perubahan, khususnya dalam memperkuat ekonomi lokal dan mewujudkan kemandirian desa.
Baca Juga:Gudang Es Krim di Malang Dilalap Api, Kerugian Ditaksir Ratusan Juta Rupiah















