InfoMalang – Penemuan baru dalam dunia astronomi kembali menggemparkan komunitas ilmiah internasional. Para astronom berhasil mengidentifikasi sebuah lubang hitam dengan ukuran yang begitu masif hingga disebut sebagai salah satu yang terbesar di jagat raya.
Berdasarkan hasil penelitian, objek kosmik ini memiliki massa sekitar 36 miliar kali lebih besar dibandingkan Matahari. Fakta ini menjadikannya kandidat kuat sebagai lubang hitam paling besar yang pernah terdeteksi manusia.
Lubang hitam supermasif tersebut berada di pusat galaksi Messier 87 (M87), salah satu galaksi raksasa yang telah lama menjadi pusat perhatian astronom. Galaksi M87 sendiri terletak sekitar 55 juta tahun cahaya dari Bumi dan dikenal sebagai rumah bagi salah satu lubang hitam paling aktif yang pernah diamati. Penelitian terbaru menegaskan bahwa M87 menyimpan rahasia kosmik yang jauh lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Baca Juga:Gubernur Maluku Utara Rayakan HUT RI Ke-80 Tahun dengan Kibarkan Bendera Merah Putih di Bawah Laut
Fenomena Tapal Kuda Kosmik
Lubang hitam ultra-masif ini dijuluki sebagai Tapal Kuda Kosmik. Julukan itu muncul karena efek gravitasinya yang luar biasa kuat mampu membelokkan cahaya dari bintang-bintang di galaksi yang berada jauh di belakangnya. Cahaya tersebut terlihat hampir membentuk lingkaran, fenomena yang dikenal sebagai lensa gravitasi.
Albert Einstein pertama kali memprediksi fenomena ini lebih dari satu abad lalu melalui teori relativitas umum. Kini, pengamatan teleskop modern membuktikan kebenaran prediksi tersebut secara nyata. Ratusan contoh lensa gravitasi telah ditemukan sebelumnya, tetapi fenomena yang dihasilkan oleh lubang hitam M87 menjadi salah satu yang paling menakjubkan karena skala masifnya.
Profesor Thomas Collett dari Universitas Portsmouth, yang memimpin riset ini, menyatakan bahwa hasil perhitungan menunjukkan lubang hitam M87 sekitar 10.000 kali lebih besar daripada lubang hitam di pusat galaksi Bima Sakti. “Ini termasuk dalam sepuluh lubang hitam paling masif yang pernah ditemukan, dan kemungkinan besar bisa menjadi yang paling besar di antara semuanya,” jelasnya.
Lubang Hitam dan Evolusi Galaksi
Lubang hitam raksasa ini diyakini terbentuk melalui proses penggabungan lubang supermasif yang lebih kecil, yang sebelumnya mendampingi galaksi-galaksi purba. Seiring waktu, gabungan ini melahirkan satu entitas tunggal dengan ukuran yang luar biasa.
Yang lebih menarik, penelitian menunjukkan bahwa lubang tidak hanya berperan sebagai penghancur bintang, tetapi juga sebagai pemicu lahirnya bintang baru. Saat memakan gas interstellar atau bintang, lubang dapat melepaskan energi dalam jumlah besar. Energi tersebut berperan dalam memicu pembentukan bintang-bintang baru di sekitarnya, menciptakan siklus kosmik yang penuh dinamika.
Profesor Collett menambahkan, “Kita sedang menyaksikan tahap akhir dari pembentukan galaksi sekaligus tahap akhir dari evolusi lubang itu sendiri.”
Misteri Awal Alam Semesta
Astrofisikawan Ethan Siegel menyoroti temuan ini dalam konteks sejarah alam semesta. Menurutnya, galaksi-galaksi awal yang terbentuk sekitar 420 juta tahun setelah Big Bang ternyata sudah memiliki lubang dengan ukuran masif. Hal ini mengindikasikan bahwa keberadaan lubang mendahului pembentukan sebagian besar bintang.
Di masa-masa awal jagat raya, rasio massa bintang dan lubang hitam diperkirakan hanya sekitar 100 banding 1 atau bahkan 10 banding 1. Namun, pada era sekarang, rasionya berubah drastis menjadi 1.000 banding 1. “Artinya, pada awalnya lubang hitam yang sangat besar itu sebenarnya bukanlah hal langka. Fakta ini memperkuat gagasan bahwa lubang hitam mungkin muncul lebih dulu dibandingkan bintang,” papar Siegel.
Deteksi yang Melibatkan Puluhan Tahun
Lubang hitam raksasa di M87 ini pertama kali terdeteksi beberapa dekade lalu dalam survei luar angkasa. Namun, butuh waktu panjang bagi tim ilmuwan untuk melakukan perhitungan detail. Mereka menganalisis jalur cahaya yang dibelokkan saat melewati lubang serta gerakan bintang-bintang di galaksi induknya.
Hasil analisis tersebut akhirnya diterbitkan dalam jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society. Temuan ini menjadi tonggak penting dalam memahami hubungan antara lubang hitam dan pembentukan galaksi di alam semesta.
Masa Depan Penelitian Kosmik
Penemuan lubang hitam terbesar di galaksi M87 membuka peluang besar bagi penelitian selanjutnya. Ilmuwan berupaya memahami bagaimana objek kosmik sebesar ini bisa terbentuk dalam kurun waktu relatif singkat sejak awal terciptanya jagat raya. Jawaban atas pertanyaan tersebut diyakini akan membawa pemahaman baru tentang evolusi kosmos, termasuk peran lubang dalam membentuk struktur besar alam semesta.
Selain itu, observasi lebih lanjut dengan teleskop canggih seperti James Webb Space Telescope (JWST) dan Event Horizon Telescope (EHT) diharapkan mampu memberikan gambaran yang lebih jelas tentang perilaku lubang ini. Penelitian lanjutan diharapkan bisa mengungkap detail aliran energi, proses pembentukan bintang baru, hingga kemungkinan adanya fenomena kosmik lain yang masih tersembunyi di balik misteri M87.















