Keberatan atas pencabutan izin usaha PT Asuransi Jiwasraya (Persero) disuarakan keras oleh perwakilan Konsolidasi Nasional Nasabah Korban Jiwasraya, Machril. Ia mengungkapkan kekhawatiran nasabah yang telah memiliki putusan inkracht dari pengadilan. “Kami keberatan dengan pencabutan izin itu. Status kami sebagai nasabah jadi tidak jelas. Jiwasraya sudah tidak ada, lalu kami jadi nasabah siapa?” tegas Machril kepada wartawan di Jakarta, Jumat (21/2/2025).
Hibank Sasar 1 Juta Nasabah Baru!
Machril juga menyoroti kejanggalan dalam Rencana Penyehatan Keuangan (RPK) Jiwasraya. Menurutnya, RPK yang seharusnya memulihkan perusahaan agar kembali beroperasi, justru berujung pada likuidasi. Ia mempertanyakan transparansi rencana tersebut. “Jika sejak awal tujuannya likuidasi, seharusnya diumumkan secara terbuka, bukan malah menggembar-gemborkan restrukturisasi,” ujarnya.
infomalang.com/ sebelumnya memberitakan bahwa hampir seluruh pemegang polis (99,7%) telah menyetujui restrukturisasi dan polisnya dialihkan ke PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life). IFG Life akan melanjutkan pertanggungan dengan produk yang lebih sehat. OJK telah meminta Jiwasraya sejak 2020 untuk mengatasi defisit keuangan dan menyusun RPK yang telah disetujui pemegang saham dan kementerian/lembaga terkait. RPK terakhir disesuaikan pada 2023, mempertimbangkan perlindungan konsumen.
Cara Top Up GoPay Gratis dari SeaBank Lewat Bank Jago
RPK menawarkan skema restrukturisasi sukarela, dengan pilihan penyesuaian liabilitas dan produk yang lebih sehat. Polis yang disetujui akan dialihkan ke IFG Life, yang telah mendapat tambahan modal dari pemegang sahamnya. Meskipun 68% pemegang polis yang awalnya menolak telah menyetujui restrukturisasi, masih ada 0,3% yang belum menyetujui dan tetap menjadi pemegang polis Jiwasraya. Namun, Jiwasraya tetap mengimbau mereka untuk mengikuti skema restrukturisasi. Nasib mereka kini menjadi pertanyaan besar.
