Breaking

Perkuat Infrastruktur Energi Hijau, Danantara dan JBIC Teken Kesepakatan Pendanaan 2025

infomalang.com/ Jakarta, 11 Juli 2025 –Pemerintah Indonesia melalui lembaga dana kekayaan negara Danantara Indonesia resmi menandatangani nota kesepahaman dengan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) pada Jumat (11/7), sebagai bentuk kolaborasi strategis dalam pembiayaan proyek-proyek energi hijau di Tanah Air. Kerja sama ini bertujuan untuk mempercepat pengembangan infrastruktur energi terbarukan, pengelolaan air, dan jaringan transmisi listrik yang ramah lingkungan di Indonesia.

Penandatanganan nota kesepahaman ini menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia berkomitmen pada transisi energi bersih, sejalan dengan target netral karbon (net zero emission) pada 2060. Kesepakatan ini juga mencerminkan dukungan internasional terhadap langkah-langkah konkret pemerintah dalam membangun masa depan yang berkelanjutan.

Direktur Utama Danantara Indonesia, Dwi Nugroho, menyampaikan bahwa kerja sama dengan JBIC akan membuka peluang investasi jangka panjang, tidak hanya untuk sektor energi tetapi juga untuk penguatan infrastruktur dasar yang mendukung keberlanjutan.

“Kami menyambut baik kemitraan ini. JBIC memiliki rekam jejak panjang dalam pembiayaan proyek hijau di berbagai negara. Kami percaya, dukungan mereka akan mempercepat realisasi proyek-proyek strategis nasional,” ujar Dwi dalam konferensi pers di Jakarta.

JBIC sendiri merupakan lembaga keuangan pemerintah Jepang yang dikenal aktif mendanai proyek energi ramah lingkungan di kawasan Asia dan Pasifik. Wakil Presiden JBIC, Hiroshi Tanaka, mengatakan bahwa Indonesia adalah mitra strategis Jepang di sektor energi.

“Kami melihat potensi besar di Indonesia, baik dalam hal sumber daya alam maupun komitmen politiknya untuk menuju energi berkelanjutan. Kami berharap kemitraan ini menjadi tonggak penting bagi percepatan pembangunan hijau di Indonesia,” tutur Hiroshi.


Fokus Pendanaan pada Infrastruktur Energi Hijau Nasional

Nota kesepahaman ini mencakup beberapa fokus utama, yakni:

  • Pendanaan proyek pembangkit energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan panas bumi.

  • Pengembangan sistem pengelolaan air bersih dan sanitasi berkelanjutan.

  • Investasi pada infrastruktur transmisi dan distribusi listrik rendah karbon.

 

Baca Juga:990 Pelanggaran Lalu Lintas di Malang Tak Ditilang, Polisi Fokus pada Edukasi

 

Selain pembiayaan, kolaborasi ini juga mencakup transfer pengetahuan (knowledge transfer) dan teknologi dari Jepang ke Indonesia. JBIC akan bekerja sama dengan mitra lokal dan BUMN dalam rangka alih teknologi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia nasional.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyambut baik kesepakatan ini. Direktur Jenderal Energi Baru dan Terbarukan, Sri Rahayu, menyatakan bahwa langkah ini merupakan bentuk konkret dari implementasi Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).

“Kita tidak bisa hanya mengandalkan APBN untuk membiayai transisi energi. Perlu keterlibatan sektor swasta dan mitra internasional seperti JBIC untuk mempercepat capaian energi bersih nasional,” jelas Sri.


Implementasi Proyek Infrastruktur Energi Hijau Dipercepat

Sejumlah proyek prioritas yang tengah disiapkan antara lain adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga surya di kawasan Indonesia timur, pengembangan sistem penyimpanan energi (battery storage), dan optimalisasi transmisi listrik untuk mengurangi kehilangan daya. Lokasi proyek akan difokuskan pada wilayah dengan tingkat elektrifikasi rendah dan kebutuhan tinggi akan energi bersih.

Pengamat energi dari Institute for Sustainable Development, Dr. Ahmad Rofiq, menilai kerja sama ini sebagai langkah strategis yang memberi dampak ganda: memperkuat kedaulatan energi dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup.

“Kita tidak hanya bicara soal listrik, tapi juga soal akses energi bersih, ketahanan air, dan stabilitas jaringan listrik. Ini fondasi penting bagi pembangunan berkelanjutan,” ungkapnya.

Dengan masuknya JBIC ke dalam portofolio investasi energi Indonesia, proyek-proyek yang selama ini tertunda karena keterbatasan dana kini berpeluang untuk segera direalisasikan. Pemerintah menargetkan bauran energi terbarukan mencapai 23 persen pada tahun 2025, dan kerja sama ini menjadi bagian penting dari strategi tersebut.


Komitmen Panjang untuk Pembangunan Berkelanjutan

Melalui kolaborasi Danantara dan JBIC, Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam membangun infrastruktur energi hijau yang tangguh dan berkelanjutan. Namun, keberhasilan kerja sama ini sangat bergantung pada transparansi pengelolaan proyek dan akuntabilitas dalam setiap tahap implementasinya.

Pemerintah diharapkan dapat terus membuka ruang partisipasi publik dan menjamin bahwa hasil dari proyek-proyek ini memberikan manfaat luas, terutama bagi masyarakat di daerah tertinggal. Dengan langkah besar ini, Indonesia mengambil posisi penting dalam peta energi bersih Asia Tenggara.

Baca Juga:Tegas! Kejari Batu Musnahkan BB Kejahatan, Fokus Narkoba.