Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 kembali dipangkas oleh lembaga internasional seperti Bank Dunia dan IMF menjadi hanya 4,7%. Angka ini jauh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Apa yang sebenarnya terjadi? Head of Economic & Research UOB Indonesia, Enrico Tanuwidjaja, dalam wawancara di program Power Lunch infomalang.com/ (Jumat, 25/04/2025), mengungkapkan adanya "krisis kepercayaan" yang menjadi biang keladi.
Stagnasi aliran investasi dari sektor primer ke sektor sekunder menjadi faktor utama. Pelemahan daya beli dan penurunan konsumsi masyarakat turut memperparah situasi. Ketidakpercayaan publik terhadap kondisi ekonomi nasional membuat investasi enggan masuk. Namun, Enrico melihat peluang di tengah tantangan. Perubahan pola konsumsi, misalnya, bisa dimanfaatkan untuk mengarahkan investasi ke sektor yang lebih relevan dengan generasi milenial dan Gen Z.
Baca Juga: Rahasia di Balik Megahnya Mall Jakarta: Siapa Saja Miliarder di Baliknya?
Strategi fiskal yang tepat juga krusial. Pemerintah perlu fokus mendorong pertumbuhan ekonomi di luar Pulau Jawa dengan menggenjot lima sektor utama: makanan dan minuman, transportasi dan logistik serta pergudangan, konstruksi, pertambangan, dan pertanian. Penguatan sektor-sektor ini diharapkan mampu menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional.
Wawancara selengkapnya dengan Enrico Tanuwidjaja memberikan gambaran lebih detail mengenai analisis prospek dan tantangan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global. Pertanyaan besarnya adalah: apakah pemerintah mampu mengatasi krisis kepercayaan dan menggenjot pertumbuhan ekonomi sesuai target? Kita tunggu saja.
