Jet tempur Chengdu J-10C buatan Tiongkok mendadak menjadi sorotan setelah terlibat dalam konflik terbaru antara India dan Pakistan. Menurut laporan dari media pemerintah Pakistan, pesawat yang dijuluki “Naga yang Tangguh” ini disebut-sebut telah menjatuhkan beberapa pesawat India, termasuk jet tempur Rafale buatan Prancis. Kabar ini langsung berdampak signifikan pada pasar saham.
Saham Chengdu Aircraft Company, produsen J-10C, mengalami lonjakan lebih dari sepertiga dalam sepekan terakhir di bursa Shenzhen. Kepercayaan investor terhadap J-10C tampak begitu kuat. Meskipun bukan jet tempur tercanggih dari Tiongkok, J-10C dinilai sebagai pesawat tempur yang paling kompetitif secara komersial. Potensinya untuk menjadi game changer di pasar senjata global pun cukup besar.
Baca Juga: Hati-Hati! Aturan Pinjol Baru 2025 Bakal Bikin Kamu Ketar-Ketir!

David Jordan, dosen senior studi pertahanan di King's College London, menyatakan kepada infomalang.com/ bahwa J-10C bisa diibaratkan sebagai F-16 versi terbaru, namun dengan beberapa keunggulan, terutama pada sistem rudal jarak jauhnya yang memberikan keunggulan dalam situasi pertempuran tertentu.
J-10 sendiri merupakan proyek ambisius Tiongkok dalam memproduksi jet tempur modern buatan dalam negeri. Pertama kali beroperasi pada 2004 sebagai J-10A, pesawat multiperan bermesin tunggal ini memiliki desain sayap canard-delta yang mengutamakan manuverabilitas. Kemampuannya dalam pertempuran udara-ke-udara dan serangan darat juga tak perlu diragukan, mampu membawa berbagai jenis senjata, mulai dari bom presisi, rudal anti-kapal, hingga rudal udara-ke-udara jarak menengah.















