Breaking

Rahasia di Balik Lonjakan Utang Luar Negeri RI!

infomalang.com/ – Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia meroket hingga US$ 430,35 miliar (Rp 7.100,77 triliun) per Maret 2025! Angka fantastis ini menandai peningkatan signifikan dibandingkan bulan sebelumnya. Lantas, siapa dalang di balik membengkaknya angka tersebut?

Data terbaru menunjukkan mayoritas ULN berasal dari pinjaman negara-negara lain, mencapai US$ 205,60 miliar. Namun, yang mengejutkan adalah peran lembaga internasional yang juga berkontribusi besar, mencapai US$ 45,55 miliar. Pertumbuhan ULN secara tahunan pun tercatat cukup tinggi, yakni 6,4%, lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan IV 2024 yang hanya 4,3%, ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam siaran pers Kamis (15/5/2025).

Rahasia di Balik Lonjakan Utang Luar Negeri RI!
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Siapa saja lembaga internasional yang menjadi penyumbang terbesar ULN Indonesia? Berikut daftarnya berdasarkan Statistik ULN Indonesia per Maret 2025:

  1. Asian Development Bank (ADB): Menyumbang US$ 11,68 miliar, mengalami kenaikan tipis dari bulan sebelumnya.

  2. The International Bank for Reconstruction and Development (IBRD): Memberikan pinjaman senilai US$ 20,84 miliar, sedikit menurun dibandingkan Februari 2025.

  3. International Development Association (IDA): Kontribusinya tercatat US$ 22 juta, mengalami penurunan signifikan.

  4. Islamic Development Bank (IDB): Tetap konsisten dengan angka US$ 1,33 miliar.

  5. International Fund for Agricultural Development (IFAD): Menyumbangkan US$ 286 juta, sedikit lebih rendah dari bulan sebelumnya.

  6. International Monetary Fund (IMF): Memberikan pinjaman sebesar US$ 8,53 miliar, mengalami peningkatan.

  7. The Nordic Investment Bank (NIB): Kontribusinya tetap stabil di angka US$ 5 juta.

  8. Organisasi Internasional Lainnya: Menyumbangkan US$ 2,94 miliar, mengalami kenaikan kecil.

Data ini mengungkap dinamika kompleks di balik pengelolaan ULN Indonesia. Pertumbuhan yang signifikan ini tentu perlu dikaji lebih lanjut untuk memastikan keberlanjutan ekonomi nasional. Apakah peningkatan ini menguntungkan atau justru berpotensi menimbulkan risiko? Pertanyaan ini perlu dijawab secara transparan dan akuntabel.

Leave a Comment