Breaking

Rahasia Investasi Orang Kaya RI Saat Dunia Gila!

Rahasia Investasi Orang Kaya RI Saat Dunia Gila!
Rahasia Investasi Orang Kaya RI Saat Dunia Gila!

Gejolak ekonomi global dan domestik, terutama imbas situasi politik internasional yang tak menentu, membuat para investor kaya Indonesia melakukan relokasi dana secara signifikan. Data melaporkan, instrumen investasi konservatif seperti obligasi negara dan emas menjadi primadona baru.

Henny Eugenia, GM Divisi Wealth Management PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), mengungkapkan penjualan Obligasi Negara Ritel (ORI) mencapai angka fantastis, yakni Rp 3 triliun. Sukuk Tabungan (ST) juga laris manis dengan penjualan di atas Rp 1,5 triliun. Minat terhadap reksadana cenderung lesu, hanya investor yang memahami seluk-beluk trading saham yang masih tertarik. Henny menegaskan, para investor kaya pun kini lebih mengejar imbal hasil yang pasti, bukan lagi mengambil risiko tinggi. “Orang kaya pun sekarang nyari return,” tegasnya saat ditemui di Menara BNI, Rabu (16/4/2025).

Baca Juga: IHSG Meroket! Tembus 6.400-an, Apa Rahasianya?

Rahasia Investasi Orang Kaya RI Saat Dunia "Gila"!
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Pertumbuhan produk obligasi di wealth management BNI sendiri tercatat naik 26%, menjadi kontributor utama pertumbuhan Asset Under Management (AUM) BNI yang mencapai 18% secara tahunan (yoy). Tak hanya itu, tabungan nasabah premium juga meningkat signifikan sebesar 16% yoy, serta peningkatan jumlah nasabah segmen Emerald dan Private sebesar 10% yoy.

Sementara itu, dari Bank Syariah Indonesia (BSI), terlihat pergeseran investasi ke emas. Plt. Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta, menyatakan saldo emas BSI tumbuh 40% secara year to date (ytd), atau naik 177,32 kg hingga 31 April 2025. Penjualan emas pun meningkat 25% secara tahunan (yoy). Meskipun belum ada data pasti mengenai perpindahan investasi dari saham ke emas, Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, mengakui adanya pergeseran tersebut sebagai respon atas koreksi IHSG. “Kemarin kita sempat kejadian kan, semua saham kita rontok semua. Otomatis orang mencari selain saham apalagi kita harus bertahan, kemudian dia berpindah ke emas,” jelasnya. Hal senada diungkapkan Vice President Digital Strategy and Development BSI, Riko Wardhana, yang mengamati peningkatan signifikan penjualan emas sejak Februari 2025, dari rata-rata 30 kilogram per bulan menjadi 125 kilogram.

Baca Juga: Emas Meroket, Investasi Cerdas atau Sekadar Ikutan Tren?