Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, menggelar rapat dadakan bersama petinggi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) di gedung BEI, Jakarta, pada Selasa malam (8/4/2025). Pertemuan tertutup ini digelar beberapa jam setelah Presiden RI Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan pelaku ekonomi nasional di siang harinya.
Sekitar pukul 18.00 WIB, Mahendra tiba di lokasi dan langsung disambut oleh Direktur Utama BEI Iman Rachman, Direktur Utama KSEI Samsul Hidayat, serta Direktur Utama KPEI Iding Pardi. Saat ditanya awak media, Mahendra menyampaikan bahwa pertemuan ini ditujukan untuk mengevaluasi kondisi pasar modal Indonesia setelah kembali beroperasi, menyusul tekanan dan ketidakpastian yang melanda ekonomi global belakangan ini.
“Kami ingin mendapatkan pembaruan terkini mengenai perkembangan setelah bursa kembali beroperasi. Kondisi global saat ini sangat fluktuatif, sehingga kami perlu memahami dampaknya terhadap pasar modal domestik,” jelas Mahendra.
Baca juga: IHSG Ambles 7,9%, Asing Kabur Bawa Rp 3,87 Triliun!

Selain evaluasi terhadap kondisi terkini, pertemuan ini juga membahas sejumlah langkah strategis seperti pendalaman pasar, peningkatan investasi, serta peran aktif investor institusional dalam memperkuat pasar modal nasional. Diskusi juga dilakukan bersama Kementerian Keuangan dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dengan tujuan membangun sinergi lintas lembaga untuk menjaga stabilitas serta meningkatkan daya saing pasar modal Indonesia.
Sebelumnya, dalam pertemuan dengan Presiden Prabowo, Mahendra mengusulkan pembentukan tim khusus untuk merundingkan tarif perdagangan dengan pendekatan win-win solution. Presiden juga menegaskan pentingnya deregulasi, penyederhanaan perizinan, serta reformasi struktural guna merespons tekanan global. Pemerintah menargetkan neraca perdagangan yang seimbang dan peningkatan ekspor sebagai prioritas.
Indonesia diyakini memiliki keunggulan dibanding negara lain berkat kekuatan pasar domestik dan kebijakan terkoordinasi yang dijalankan. Selain itu, langkah pencegahan terhadap praktik dumping dan komitmen terhadap penegakan hukum terus diperkuat oleh OJK.
Mahendra menilai sinergi antara pemerintah, regulator, dan pelaku pasar akan mengembalikan kepercayaan investor. Meskipun pertemuan malam itu tidak membahas teknis soal nilai tukar rupiah, Surat Berharga Negara (SBN), atau saham secara spesifik, namun menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Baca juga: Bebas dari Daftar Hitam! Begini Cara Bersihkan Nama di SLIK OJK















