Pasar saham Indonesia pada kuartal I/2025 mencatat penjualan bersih asing (net foreign sell) sebesar Rp29,92 triliun. Meski demikian, menjelang libur panjang Nyepi dan Idulfitri, tercatat adanya pembelian bersih (net foreign buy) senilai Rp623,46 miliar di seluruh pasar. Dari jumlah tersebut, Rp517,83 miliar berasal dari pasar reguler dan Rp105,63 miliar dari pasar negosiasi. Sektor perbankan menjadi primadona bagi investor asing, dengan saham BBRI membukukan net buy sebesar Rp343,77 miliar dan BMRI sebesar Rp117,34 miliar. Kedua saham tersebut menunjukkan daya tarik kuat menjelang periode libur.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun berhasil ditutup di zona hijau pada perdagangan terakhir sebelum libur panjang, yakni pada 27 Maret 2025, dengan penguatan 0,59% ke posisi 6.510,62. Namun, ketika perdagangan dibuka kembali pada 8 April 2025, pasar dibayangi kekhawatiran global. Penyebab utamanya adalah pengumuman tarif impor baru dari Presiden Donald Trump pada 2 April 2025 (waktu setempat), yang lebih tinggi dari prediksi pasar. Kebijakan tersebut memicu pelemahan indeks saham di kawasan Asia dan Amerika Serikat.
Baca juga: IHSG Ambles 7,9%, Asing Kabur Bawa Rp 3,87 Triliun!

Sentimen negatif turut diperkuat dengan kemungkinan Uni Eropa akan merespons kebijakan tarif AS dengan menetapkan tarif balasan pada 9 April 2025. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya tensi perdagangan global. Alexander Rahardjo, Financial & Investment Advisor, memprediksi IHSG akan terkoreksi lebih dari 2%, dan bergerak di kisaran 6.300-an. Prediksi serupa juga disampaikan oleh Raja Paian dari Mirae Asset Sekuritas, yang menyebut sektor barang konsumsi dan ritel sebagai sektor paling terdampak.
Namun, tak semua pandangan bersifat pesimistis. Martin Aditya, Investment Analyst dari PT Capital Asset Management, menilai potensi koreksi IHSG pasca-lebaran masih terbuka, namun peluang rebound tetap besar dalam jangka panjang. Ia menyoroti valuasi IHSG yang menyerupai kondisi pada tahun 2020 saat pandemi, serta sektor perbankan yang menjanjikan dividen yield tinggi dan Dividend Payout Ratio (DPR) yang terus meningkat. Proyeksi range IHSG 2025 menurut Martin adalah: skenario bullish di kisaran 6.940-7.000, skenario bearish di 5.620-5.900, dan skenario normal di 6.400-6.500. Volatilitas pasar global akan menjadi faktor penentu arah IHSG ke depan.
Baca juga: Direktur IT Bank DKI Dipecat! Pramono Anung Geram Layanan Ambruk Saat Lebaran















