Indonesia berpotensi menghadapi resesi ekonomi akibat berbagai tekanan global, termasuk kebijakan kenaikan tarif impor yang sebelumnya sempat diterapkan oleh sejumlah negara besar. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi indikator makro ekonomi, tetapi juga berimbas langsung pada daya beli masyarakat. Menyadari potensi risiko tersebut, infomalang.com/ mewawancarai perencana keuangan, Himawan Adhi, untuk membagikan strategi cerdas dalam mengelola keuangan agar tetap aman selama masa resesi.
Baca juga: Rahasia Pertemuan Malam Bos OJK, BEI, KPEI & KSEI!

- Benteng Dana Darurat: Perisai Terkuatmu!
Himawan menekankan pentingnya memiliki dana darurat, meskipun baru memulai di tengah situasi sulit. Menurutnya, dana ini merupakan pertahanan utama saat pendapatan menurun atau kondisi darurat terjadi. “Idealnya, dana darurat disiapkan untuk menutup kebutuhan hidup selama 3-6 bulan. Namun, dalam situasi tidak menentu seperti saat ini, sebaiknya siapkan 6 hingga 24 kali pengeluaran bulanan keluarga,” ujarnya. Dana ini sebaiknya disimpan dalam rekening yang mudah diakses dan jangan digunakan kecuali benar-benar darurat. - Dana Likuiditas: Peluang di Tengah Badai!
Selain dana darurat, Himawan juga menyarankan untuk menyiapkan dana likuiditas sekitar 15% dari total kekayaan bersih. Dana ini berfungsi sebagai cadangan tambahan sekaligus membuka peluang investasi di tengah situasi sulit. Ia mencontohkan temannya yang berhasil membeli properti dengan harga jauh di bawah pasar berkat kesiapan dana likuiditas. - Diversifikasi Kekayaan: Jangan Taruh Telur dalam Satu Keranjang!
Langkah selanjutnya adalah melakukan diversifikasi aset. Bagi masyarakat dengan tabungan Rp 20 juta, misalnya, alokasinya dapat berupa 40% logam mulia, 30% valuta asing, 15% rupiah, dan 15% uang tunai. Namun, bagi mereka dengan kekayaan lebih besar, seperti Rp 10 miliar, diversifikasi bisa meliputi properti, surat berharga, logam mulia, dan dana tunai sesuai proporsi dan risiko yang dapat ditanggung. - Bebas Utang dan Berpayung Asuransi: Langkah Antisipasi yang Bijak!
Himawan menyarankan agar masyarakat melunasi utang, terutama utang jangka panjang seperti KPR, karena bunga kredit berpotensi meningkat. Selain itu, penting juga memiliki asuransi kesehatan dan jiwa untuk perlindungan dari risiko yang tidak terduga. “Dengan asuransi, Anda tidak perlu menguras tabungan saat menghadapi musibah,” tutup Himawan.
Dengan strategi yang tepat, masyarakat dapat tetap tenang menghadapi badai ekonomi dan menjaga stabilitas finansial keluarga.
Baca juga: Rupiah Tembus Rp 17.000, Luhut: Tenang, Masih Normal!















