InfoMalang – 13 Penerjun Wanita dari Angkatan Udara (AU) kembali menarik perhatian saat menjalani latihan free fall di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, pada Minggu (1/9). Latihan ini bukan sekadar terjun bebas, melainkan latihan akurasi landing yang menuntut ketepatan tinggi ketika menyentuh titik pendaratan.
Latihan yang dimulai pukul 08.30 pagi itu menggunakan Pesawat Hercules dengan pilot Letkol Pnb M. Ebor Subarkat ST MHan, yang juga menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 32 Lanud Abd. Saleh. Didampingi tiga pelatih berpengalaman, 13 Penerjun Wanita itu menjalani empat sesi latihan dengan ketinggian berbeda.
Sesi pertama dilakukan dari ketinggian 4.000 kaki, kemudian meningkat ke 7.000 kaki, dan dua sesi terakhir dari ketinggian 10.000 kaki. Menurut Danlanud Abd. Saleh, Marsma TNI Reza R. R. Sastranegara, latihan ini merupakan program dari markas besar TNI AU sebagai bagian dari persiapan menuju ajang kompetisi terjun nasional maupun internasional.
Baca Juga:300 Personel Gabungan Patroli Setiap Hari di Malang untuk Antisipasi Kerusuhan
13 Penerjun Wanita ini dilatih secara khusus untuk menjadi penerjun akurasi, yakni penerjun yang fokus pada ketepatan titik mendarat. Dalam dunia terjun payung, akurasi landing menjadi salah satu disiplin paling bergengsi karena membutuhkan keterampilan mengendalikan arah dengan presisi di udara.
Selain mengasah akurasi, para penerjun juga berlatih formasi di udara. Aksi ini penting sebagai persiapan tampil dalam air show maupun lomba beregu. Dalam setiap sesi, 13 Penerjun Wanita menunjukkan konsistensi tinggi meski kondisi angin di udara terus berubah.
Marsma TNI Reza menjelaskan, sebelum mengikuti latihan free fall ini, belasan penerjun sudah melewati serangkaian seleksi ketat. Mereka dilatih menggunakan teknik dasar mulai dari cara keluar pesawat hingga pola pendaratan. “Setiap kali mendarat, kaki harus menyentuh titik yang sudah ditentukan. Latihan ini sangat menekankan disiplin,” jelasnya.
13 Penerjun Wanita juga dipersiapkan menghadapi ajang besar yakni Presiden Cup yang akan digelar di Manado dalam waktu dekat. Ajang tersebut menjadi salah satu kompetisi bergengsi yang menilai kemampuan akurasi landing para penerjun militer maupun sipil dari seluruh Indonesia.
Latihan akurasi ini bukan hanya sekadar agenda rutin, melainkan juga bagian dari regenerasi penerjun. Dengan adanya 13 Penerjun Wanita, TNI AU ingin memastikan keberlanjutan prestasi di cabang terjun payung, baik di level nasional maupun internasional.
Dalam latihan kemarin, salah satu momen menarik adalah saat para penerjun membentuk pola di udara sebelum akhirnya membuka parasut. Aksi ini bukan hanya membutuhkan keberanian, tetapi juga koordinasi dan komunikasi yang baik. 13 Penerjun Wanita memperlihatkan kemampuan tersebut dengan baik di hadapan para pelatih.
Keberadaan penerjun wanita di tubuh TNI AU menambah warna baru dalam dunia terjun payung Indonesia. Selama ini, dominasi penerjun pria sangat kuat. Namun, 13 Penerjun Wanita membuktikan bahwa disiplin, fokus, dan ketepatan bukan monopoli satu gender saja.
Menurut salah satu pelatih, kemampuan fisik dan mental para penerjun wanita tidak kalah dengan pria. Latihan akurasi landing menuntut pengendalian penuh terhadap parasut saat mendekati tanah. 13 Penerjun Wanita mampu menunjukkan bahwa mereka bisa bersaing di level tertinggi.
Dari sisi teknis, penerjun harus memperhitungkan arah angin, kecepatan jatuh, serta kecepatan membuka parasut. Semua itu membutuhkan kalkulasi cepat di udara. Dalam latihan kemarin, 13 Penerjun Wanita memperlihatkan ketenangan luar biasa, meskipun beberapa kali kondisi angin cukup menantang.
Latihan ini juga menjadi bagian dari persiapan menghadapi agenda pertunjukan udara. Dengan akurasi yang terus dilatih, 13 Penerjun Wanita berpotensi tampil di berbagai event nasional untuk menunjukkan keterampilan mereka di hadapan publik.
Selain itu, kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari masyarakat sekitar Lanud Abd. Saleh. Banyak warga yang menyaksikan latihan tersebut merasa kagum dengan keberanian dan keanggunan para penerjun ketika melayang di udara. Kehadiran 13 Penerjun Wanita menjadi inspirasi bagi generasi muda, khususnya perempuan, bahwa mereka bisa berkarier di dunia militer dengan prestasi membanggakan.
Danlanud Abd. Saleh menegaskan bahwa latihan akan terus dilaksanakan secara berkala. “Kami ingin memastikan para penerjun siap dalam segala kondisi. 13 Penerjun Wanita ini diharapkan menjadi wajah baru kebanggaan Angkatan Udara,” tegasnya.
Ke depan, latihan akurasi akan lebih intensif menjelang kompetisi resmi. Para pelatih juga akan memperkuat aspek teknis lain seperti pengendalian parasut di angin kencang, kemampuan formasi udara, hingga konsistensi pendaratan tepat di titik nol. 13 Penerjun Wanita akan menjadi andalan dalam setiap misi yang membutuhkan akurasi tinggi.
Dengan latihan berkesinambungan, TNI AU optimistis bahwa pasukan penerjun wanitanya bisa bersaing dengan penerjun pria di berbagai kejuaraan. Bahkan, 13 Penerjun Wanita ini diharapkan mampu mengharumkan nama bangsa di kancah internasional melalui kejuaraan terjun payung.















