Infomalang – Isu soal sabu di Malang bukan lagi cerita baru, tapi setiap kali ada kasus baru mencuat, warga selalu dibuat kaget sekaligus resah. Kota yang dikenal dengan suasana adem, udara sejuk, dan sebagai pusat pendidikan ini ternyata menyimpan cerita kelam di balik geliatnya. Dari penggerebekan kos-kosan, penangkapan kurir, hingga terbongkarnya jaringan lintas kota, peredaran sabu di Malang semakin jadi sorotan publik.
Banyak orang bertanya-tanya: kenapa peredaran narkoba jenis sabu begitu marak di Malang? Siapa saja yang terlibat? Dan bagaimana dampaknya bagi masyarakat, terutama generasi muda yang banyak menempuh pendidikan di kota ini?
Nah, biar lebih jelas, berikut 3 fakta peredaran sabu di Malang yang berhasil dirangkum dari berbagai informasi.
1. Malang Jadi Salah Satu Titik Jaringan Narkoba di Jawa Timur
Fakta pertama yang mencuat adalah posisi Malang yang strategis menjadikannya salah satu titik penting dalam jaringan peredaran sabu di Jawa Timur. Kota ini punya populasi besar, banyak mahasiswa dari luar daerah, dan juga jalur transportasi yang menghubungkan dengan Surabaya, Blitar, hingga Banyuwangi.
Tak heran jika bandar sabu menjadikan Malang sebagai pasar potensial. Menurut data kepolisian, banyak kasus pengungkapan sabu di Malang yang ternyata terkait dengan jaringan lintas kota bahkan lintas provinsi. Ada kurir yang dikendalikan dari lapas, ada juga jaringan yang dikirim lewat jalur ekspedisi.
Bagi masyarakat, fakta ini bikin miris. Kota pendidikan yang seharusnya jadi tempat anak muda menimba ilmu justru jadi sasaran empuk peredaran narkoba.
Baca Juga: 6 Fakta Kasus Korupsi di Kabupaten Malang
2. Modus Operandi Kian Canggih dan Sulit Dideteksi
Fakta kedua, para pengedar sabu di Malang kini makin lihai dalam menjalankan aksinya. Jika dulu transaksi dilakukan secara langsung, sekarang mereka memanfaatkan teknologi. Mulai dari aplikasi pesan instan, rekening bank atas nama orang lain, hingga sistem tempel barang di titik tertentu.
Cerita dari salah satu kasus yang sempat viral, seorang kurir sabu di Malang menggunakan ojek online untuk mengantarkan paket. Si driver tidak tahu kalau barang yang dibawa adalah sabu, karena dikamuflase dalam bungkus makanan. Modus semacam ini membuat aparat harus bekerja ekstra keras untuk mengungkap jaringan.
Bukan hanya itu, beberapa kasus juga menunjukkan adanya keterlibatan mahasiswa yang terjebak jadi kurir. Iming-iming uang cepat membuat mereka berani ambil risiko, meski akhirnya berujung di balik jeruji.
3. Dampak Sosial: Warga Semakin Resah, Generasi Muda Terancam
Fakta ketiga, dampak peredaran sabu di Malang benar-benar terasa di masyarakat. Banyak orang tua khawatir anak-anaknya terjerumus, apalagi di daerah sekitar kampus atau kos-kosan mahasiswa yang sering jadi target peredaran.
Cerita dari seorang warga di Lowokwaru misalnya, ia mengaku makin waspada karena beberapa kali mendengar ada penggerebekan kasus sabu di lingkungan sekitar. Rasa cemas ini wajar, karena narkoba bukan cuma merusak fisik pemakainya, tapi juga bisa memicu tindak kriminal lain.
Di sisi lain, aparat kepolisian Malang sebenarnya cukup aktif melakukan operasi. Hampir setiap bulan ada saja berita tentang pengungkapan sabu, entah berupa penangkapan kurir, pengedar, atau barang bukti yang jumlahnya mencapai ratusan gram. Meski begitu, publik tetap berharap ada langkah pencegahan yang lebih masif, misalnya edukasi di sekolah dan kampus.
Suara Warga dan Harapan
Melihat fakta-fakta di atas, jelas bahwa peredaran sabu di Malang bukan hal sepele. Bukan hanya persoalan hukum, tapi juga persoalan sosial dan masa depan generasi muda. Warga berharap pemerintah daerah, aparat kepolisian, dan tokoh masyarakat bisa benar-benar kompak dalam memerangi narkoba.
Seorang aktivis mahasiswa bahkan sempat menyuarakan, “Kalau aparat hanya sibuk tangkap kurir, tapi bandarnya dibiarkan, maka kasus ini akan terus berulang.” Kalimat ini mencerminkan kegelisahan publik yang ingin agar peredaran sabu benar-benar diberantas sampai ke akar.
Baca Juga: Usut Tuntas Kerusakan Pos Polisi, Aparat Amankan CCTV untuk Identifikasi Massa di Malang
Tiga fakta peredaran sabu di Malang ini menggambarkan betapa seriusnya persoalan narkoba di kota yang seharusnya jadi pusat pendidikan dan wisata ini. Dari jaringan lintas kota, modus operandi yang makin canggih, hingga keresahan masyarakat, semuanya menjadi alarm keras bagi pemerintah dan aparat penegak hukum.
Jika tidak ditangani serius, Malang bisa kehilangan citranya sebagai kota pendidikan yang aman dan nyaman. Namun, jika semua pihak berani mengambil langkah nyata, masih ada harapan besar bahwa peredaran sabu bisa ditekan, dan generasi muda Malang bisa tumbuh dalam lingkungan yang sehat.















