InfoMalang – 300 Personel Gabungan Patroli kini diterjunkan di wilayah Kabupaten Malang sebagai upaya menjaga kondusivitas pasca kerusuhan yang sempat terjadi beberapa waktu lalu. Langkah ini diambil agar situasi keamanan tetap terkendali dan masyarakat bisa beraktivitas dengan tenang.
Patroli skala besar ini melibatkan unsur TNI, Polri, hingga Pemerintah Kabupaten Malang. Dari unsur TNI terdapat Kodim 0818 Malang-Batu serta Batalyon Zeni Tempur 5/Arati Bhaya Wighina. Sementara dari Polri, Polres Malang menurunkan personelnya, ditambah dukungan Satpol PP dan Dinas Perhubungan dari Pemkab Malang.
Kasi Humas Polres Malang, AKP Bambang Subinnanjar, menjelaskan bahwa 300 Personel Gabungan Patroli ini mulai dijalankan sejak Senin (2/9). Patroli dilakukan setiap hari, pagi hingga malam, dengan fokus besar pada malam hari antara pukul 22.00 hingga menjelang pagi. Hal ini disesuaikan dengan pola gangguan keamanan yang biasanya muncul pada jam-jam tersebut.
Baca Juga:Polres Malang Amankan Pelaku Penjarahan, Polisi Dalami Keterlibatan dalam Perusakan Pos Polisi
Dalam pelaksanaannya, setiap 100 personel diturunkan secara langsung melakukan patroli di lapangan, sementara sisanya disiagakan sebagai cadangan. Menurut Bambang, pembagian ini bertujuan agar 300 Personel Gabungan Patroli tetap bisa bergantian menjaga keamanan tanpa mengurangi kekuatan yang ada.
Langkah ini dinilai penting karena kerusuhan sebelumnya merusak sejumlah fasilitas umum, termasuk pos polisi. Aparat ingin memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang kembali. Dengan adanya 300 Personel Gabungan Patroli, kehadiran aparat di lapangan diharapkan dapat menekan potensi gangguan keamanan sejak dini.
Bambang menyebut, patroli besar-besaran ini juga sebagai bentuk sinergi lintas sektor. “Kami hadir bersama-sama untuk menunjukkan bahwa keamanan menjadi tanggung jawab bersama. 300 Personel Gabungan Patroli diterjunkan untuk memberikan rasa aman, khususnya di titik-titik rawan,” ujarnya.
Adapun rute patroli difokuskan pada wilayah Kepanjen yang dekat dengan perkantoran pemerintah daerah, kemudian meluas ke Gondanglegi, Pakisaji, hingga perbatasan Kabupaten Malang dengan Kota Malang. Selain itu, kawasan pertokoan, jalur utama Singosari-Lawang, hingga pusat keramaian juga menjadi target 300 Personel Gabungan Patroli.
Kehadiran aparat di titik-titik tersebut diharapkan bisa mengurangi kecemasan masyarakat sekaligus memberi pesan kuat kepada pihak-pihak yang mencoba membuat kekacauan. “300 Personel Gabungan Patroli adalah bentuk nyata komitmen TNI-Polri dan Pemkab Malang menjaga kamtibmas tetap kondusif,” tambah Bambang.
Selain patroli, aparat juga menekankan pentingnya peran serta masyarakat. Warga diminta untuk tidak mudah terprovokasi oleh isu yang tidak benar. Jika menemukan potensi gangguan keamanan, masyarakat diimbau segera melaporkannya. Sinergi aparat dan warga diharapkan membuat 300 Personel Gabungan Patroli lebih efektif dalam menjaga situasi tetap aman.
Tak hanya sekadar menjaga ketertiban, patroli juga difungsikan untuk memastikan aktivitas masyarakat berjalan normal. Baik di kawasan pasar, pertokoan, maupun jalur transportasi utama, 300 Personel Gabungan Patroli hadir untuk memberi jaminan keamanan. Hal ini sangat penting agar roda perekonomian tidak terganggu.
Bambang menegaskan, kehadiran aparat bukan hanya simbol keamanan, melainkan juga tindakan preventif yang terukur. “Kekuatan cadangan yang kami siagakan akan langsung bergerak bila terjadi situasi mendesak. 300 Personel Gabungan Patroli ini sudah diatur dengan sistem yang terencana,” jelasnya.
Dengan pola bergantian, setiap personel bisa tetap bugar saat bertugas. Patroli pagi hingga malam dijalankan untuk memberikan pengawasan menyeluruh. Di malam hari, personel yang diturunkan lebih banyak karena rawan terjadinya kerusuhan. 300 Personel Gabungan Patroli berperan sebagai garda depan untuk mencegah eskalasi konflik.
Selain itu, pemerintah daerah memberikan dukungan penuh terhadap upaya ini. Kehadiran satpol PP dan dishub membantu mengatur lalu lintas serta menertibkan kawasan perkotaan. Hal ini semakin memperkuat 300 Personel Gabungan Patroli dalam menciptakan rasa aman di tengah masyarakat.
Langkah-langkah ini mendapat sambutan positif dari warga. Banyak masyarakat merasa lebih tenang dengan kehadiran aparat yang berpatroli setiap hari. “Kami merasa lebih aman, apalagi 300 Personel Gabungan Patroli benar-benar terlihat di lapangan,” ungkap salah satu warga Kepanjen.
Tokoh masyarakat setempat juga mengapresiasi langkah cepat aparat dalam menjaga kondusivitas. Menurut mereka, 300 Personel Gabungan Patroli adalah jawaban atas keresahan masyarakat setelah adanya perusakan fasilitas umum. Dengan demikian, situasi Kabupaten Malang dapat segera kembali stabil.
Di sisi lain, keberadaan patroli ini juga menjadi bentuk latihan kesiapsiagaan antar instansi. Kolaborasi TNI, Polri, dan Pemkab Malang memperlihatkan bahwa keamanan daerah tidak hanya bergantung pada satu pihak. 300 Personel Gabungan Patroli menjadi contoh nyata kerja sama lintas sektor yang solid.
Masyarakat kini diharapkan tidak hanya mengandalkan aparat, tetapi juga berperan aktif menjaga lingkungan masing-masing. Melalui komunikasi dua arah antara warga dan aparat, 300 Personel Gabungan Patroli bisa lebih optimal dalam menjalankan tugasnya.















