Breaking

5 Ciri HIV yang Bisa Muncul di Kemaluan Pria, Nomor 3 Jarang Disadari

InfoMalang Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah salah satu penyakit menular seksual (PMS) paling berbahaya dan masih menjadi masalah kesehatan global. Kontaknya dapat terjadi melalui darah, cairan tubuh, dan hubungan seksual tanpa pengaman. Salah satu tanda awal infeksi Human Immunodeficiency Virus dapat muncul pada area genital, termasuk kemaluan pria.

Mendeteksi gejala sejak dini sangat penting untuk mencegah perkembangan virus ke tahap AIDS. Sayangnya, banyak pria yang tidak menyadari bahwa gejala Human Immunodeficiency Virus bisa terlihat dari perubahan atau kondisi tertentu di area genital. Berikut adalah 5 ciri Human Immunodeficiency Virus yang bisa muncul di kemaluan pria, dan nomor 3 sering kali tidak disadari oleh penderitanya.

Baca Juga:Gerakan Bersih-Bersih Sungai, Sampoerna Dukung Kota Malang Bebas Banjir

1. Luka atau Sariawan pada Penis

Salah satu ciri awal Human Immunodeficiency Virus yang sering muncul di kemaluan pria adalah luka terbuka atau sariawan yang tidak kunjung sembuh. Luka ini biasanya tidak terasa sakit, namun bisa terlihat seperti sariawan atau bercak berwarna putih di batang atau kepala penis.

Kondisi ini terjadi akibat lemahnya sistem imun akibat virus Human Immunodeficiency Virus yang mulai menyerang sel-sel kekebalan tubuh. Luka tersebut dapat berkembang menjadi infeksi sekunder jika tidak segera ditangani. Jika kamu menemukan luka aneh atau sariawan di area kelamin yang tidak kunjung hilang lebih dari dua minggu, sebaiknya segera periksa ke dokter.

2. Ruam atau Kemerahan di Area Genital

Ruam kemerahan, gatal, atau iritasi di sekitar kemaluan juga bisa menjadi tanda awal infeksi HIV. Ruam ini sering disalahartikan sebagai alergi atau infeksi jamur biasa. Namun, ruam akibat HIV biasanya lebih menyebar, terasa panas, dan tidak hilang meskipun sudah diberi salep anti jamur.

Biasanya ruam ini muncul dalam tahap infeksi akut HIV, yaitu 2–4 minggu setelah paparan virus. Meski tampak ringan, ruam ini merupakan sinyal penting bahwa sistem kekebalan tubuh sedang mengalami gangguan besar.

3. Pembengkakan Kelenjar di Sengkangangan (Jarang Disadari)

Ini adalah gejala yang paling sering terlewatkan, padahal cukup khas. HIV dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening, termasuk di area selangkangan. Kelenjar getah bening berfungsi sebagai pusat sistem imun dan akan merespons infeksi apa pun yang masuk ke tubuh, termasuk HIV.

Pria yang mengalami pembengkakan ini mungkin merasakan sedikit nyeri saat duduk atau berjalan, atau tidak merasakan apa-apa sama sekali. Karena letaknya yang tersembunyi dan tidak terlihat langsung, banyak pria tidak menyadari bahwa pembengkakan tersebut bisa menjadi ciri infeksi HIV. Pemeriksaan fisik oleh tenaga medis sangat dianjurkan untuk memastikan alasannya.

4. Keluar Cairan Tidak Normal dari Uretra

Cairan yang keluar dari ujung penis, terutama jika berwarna putih, kuning, atau kehijauan, bisa menandakan adanya infeksi. Pada pria pengidap HIV, infeksi sekunder seperti gonore, klamidia, atau uretritis dapat lebih mudah terjadi karena sistem imun yang melemah.

Cairan ini biasanya disertai sensasi panas saat buang air kecil dan bau tidak sedap. Jika kamu mengalami gejala ini setelah melakukan hubungan seksual berisiko, sangat disarankan untuk menjalani tes HIV dan pemeriksaan IMS secara menyeluruh.

5. Penurunan Sensitivitas atau Mati Rasa di Area Genital

Gejala ini mungkin terdengar tidak umum, namun beberapa pria yang terinfeksi HIV melaporkan penurunan sensitivitas, kesemutan, atau bahkan rasa mati rasa di penis dan area sekitarnya. Hal ini bisa terjadi akibat komplikasi saraf dari HIV yang mempengaruhi sistem saraf tepi.

Kondisi ini harus segera diperiksa, terutama jika terjadi bersamaan dengan gejala-gejala lain yang telah disebutkan sebelumnya. Penanganan dini bisa mencegah gangguan saraf yang lebih parah di kemudian hari.

Kapan Harus Melakukan Tes HIV?

Banyak gejala HIV pada pria tidak langsung terasa berat di awal, dan itu membuat diagnosis sering terlambat. Jika kamu mengalami satu atau beberapa tanda-tanda di atas, terutama setelah melakukan hubungan seksual tanpa pengaman, sebaiknya segera lakukan tes HIV di klinik atau rumah sakit.

Tes HIV saat ini cepat, akurat, dan rahasia. Deteksi dini adalah kunci untuk mencegah perkembangan penyakit dan menjaga kualitas hidup. Apalagi dengan pengobatan antiretroviral (ARV) yang tepat, penderita HIV bisa hidup sehat dan produktif seperti orang normal lainnya.

Lindungi Diri, Cegah Penularan

Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Gunakan kondom saat berhubungan seksual, hindari penggunaan jarum suntik bersama, dan jalani pola hidup sehat. Jangan ragu untuk memeriksakan diri secara berkala, terutama jika kamu termasuk individu dengan risiko tinggi.

Ingat, HIV bukanlah hukuman, melainkan penyakit yang bisa dikendalikan jika diketahui lebih awal. Menyadari gejala sejak dini di area kemaluan pria bisa menyelamatkan nyawa dan melindungi orang-orang tercinta.

Baca Juga:Awal Sehat 100 Siswa Sekolah Rakyat Kota Malang Dimulai.