Infomalang – Hujan deras yang mengguyur wilayah selatan Kabupaten Malang sejak Jumat malam (19/9) memicu bencana ganda berupa banjir dan tanah longsor pada Sabtu dini hari (20/9). Data terbaru Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang menyebut lima dusun tergenang air dan empat rukun tetangga (RT) terdampak longsor. Meski tak ada korban jiwa, ratusan keluarga harus mengungsi sementara.
Banjir Serentak di Dua Kecamatan
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, menjelaskan banjir pertama kali dilaporkan di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, sekitar pukul 00.30 WIB. Hujan intensitas sedang yang berlangsung sejak pukul 20.00 malam sebelumnya membuat debit Sungai Panguluran meningkat tajam. “Air meluap ke pemukiman warga dan merendam tiga dusun sekaligus,” terang Sadono.
Tiga dusun yang terdampak adalah Palung, Krajan Kulon, dan Rowotrate. Menurut pendataan awal, 830 keluarga terkena dampak dengan total sekitar 1.800 jiwa. Dusun Krajan Kulon menjadi wilayah paling parah karena genangan mencapai tinggi 1 meter di beberapa titik. Warga terpaksa mengevakuasi barang-barang penting dan memanfaatkan rumah kerabat atau posko darurat sebagai tempat mengungsi.
Tak lama berselang, sekitar pukul 00.45 WIB, banjir juga menerjang Kecamatan Gedangan. Dua dusun yaitu Umbul Rejo di Desa Sidodadi dan Bajul Mati di Desa Gajahrejo ikut terendam. Penyebabnya sama, yakni luapan Sungai Panguluran yang debitnya meningkat serentak. Petugas mendata sedikitnya 45 rumah kebanjiran dengan ketinggian air antara 60 sentimeter hingga 1,5 meter. Air baru benar-benar surut mendekati pukul 09.00 pagi.
Longsor di Tirtoyudo
Sekitar pukul 09.13 WIB, bencana lain muncul di Dusun Sumbertangkil, Desa Sumbertangkil, Kecamatan Tirtoyudo. Empat RT di dusun ini dilaporkan terkena longsor tebing setelah tanah jenuh air. Sedikitnya empat rumah tertutup material longsoran berupa tanah dan batu. Meskipun tidak ada korban jiwa, proses evakuasi membutuhkan alat berat untuk membersihkan jalur yang tertutup lumpur.
Sadono menuturkan, tim BPBD bersama perangkat desa langsung dikerahkan ke lokasi sejak dini hari. “Kami mengirim personel, peralatan evakuasi, dan bantuan logistik seperti makanan siap saji serta selimut. Fokus pertama kami adalah mengevakuasi warga ke tempat aman,” katanya. Hingga Sabtu siang, proses pembersihan material longsor masih berlangsung dengan dukungan relawan dan warga.
Respons Cepat dan Bantuan Awal
Pemkab Malang melalui BPBD menyiapkan posko darurat di tiap kecamatan terdampak. Tim kesehatan dikerahkan untuk memeriksa kondisi warga, terutama anak-anak dan lansia. Dapur umum didirikan di balai desa agar distribusi makanan merata. Pemerintah desa juga membantu mendata kerugian rumah, sawah, dan fasilitas umum.
Baca Juga: Guru yang Hendak Mengajar Disambut Rombongan Lumba-Lumba di Perjalanan ke Pulau Guru
Bupati Malang dalam keterangan terpisah mengapresiasi respon cepat petugas gabungan. Ia menegaskan pentingnya mitigasi bencana, mengingat wilayah selatan Malang memang rawan banjir bandang dan longsor karena kontur perbukitan serta banyaknya aliran sungai yang bermuara ke pantai selatan.
Faktor Cuaca dan Imbauan BMKG
Menurut prakiraan BMKG Stasiun Karangploso, hujan lebat dipicu fenomena monsun Asia dan gangguan gelombang atmosfer. Kondisi ini meningkatkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Malang bagian selatan. BMKG mengingatkan masyarakat tetap waspada terhadap cuaca ekstrem setidaknya hingga akhir September.
“Tanah yang sudah jenuh air berisiko longsor meski hujan tidak terlalu deras,” jelas Prakirawan BMKG. Warga di lereng perbukitan diminta segera melapor ke aparat desa bila melihat retakan tanah atau aliran air yang tidak biasa.
Warga Diminta Tetap Siaga
Hingga Sabtu sore, BPBD melaporkan ketinggian air di sebagian besar dusun sudah surut. Namun masyarakat diimbau tidak kembali ke rumah sebelum dinyatakan aman. Beberapa titik tanggul sungai masih diperkuat dengan karung pasir untuk mengantisipasi hujan susulan.
Relawan kebencanaan menekankan pentingnya kesadaran warga untuk mengikuti jalur evakuasi resmi. “Jika hujan deras turun lagi, risiko banjir bandang bisa muncul kapan saja. Jangan menunggu air naik,” ujar seorang relawan di lokasi.
Evaluasi dan Rencana Ke Depan
Pasca bencana, pemerintah daerah akan melakukan evaluasi terhadap infrastruktur pengendali banjir seperti tanggul dan saluran irigasi. Rencana jangka panjang meliputi rehabilitasi sungai, reboisasi, dan pelatihan kesiapsiagaan bencana di tingkat dusun. BPBD juga menyiapkan pelatihan pertolongan pertama dan sosialisasi jalur evakuasi agar masyarakat lebih siap menghadapi kondisi darurat.
Baca Juga: Billboard “Xoan University” di Malang Ditutup Setelah Ramai Diprotes















