Breaking

50 Peserta Terbaik Tryout SNBT 2025 Radar Malang Diberi Penghargaan, Acara Berlangsung Meriah

Sebanyak 50 pelajar terbaik dari Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu menerima penghargaan dalam acara penutupan Tryout Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) 2025 yang digelar oleh Jawa Pos Radar Malang bersama Primagama. Acara yang berlangsung di Mopic Cinemas ini dihadiri oleh ribuan peserta, perwakilan sekolah, serta pejabat dinas pendidikan setempat.

Tryout SNBT 2025 ini telah dimulai sejak 22 dan 23 Januari, dengan total peserta mencapai 10.000 pelajar dari 55 SMA/MA sederajat. Dari jumlah tersebut, 585 pelajar berhasil lolos ke babak final yang digelar pada 1 Februari. Pada babak akhir, 50 peserta terbaik dipilih berdasarkan prestasi mereka, terdiri dari 15 peserta terbaik dari Kota Malang, 15 dari Kabupaten Malang, 7 dari Kota Batu, dan 3 dari SMK. Selain itu, 10 peserta terbaik juga berkompetisi secara langsung dalam sesi tryout antarsekolah di Mopic Cinemas.

Manajer Pemasaran dan Ekspedisi Jawa Pos Radar Malang, Ardianto Rully Pratama, mengungkapkan kebanggaannya atas antusiasme peserta. “Tryout kali ini diikuti oleh ribuan pelajar, dan kami sangat senang melihat semangat mereka untuk berlatih menghadapi SNBT 2025,” ujarnya.

Direktur Jawa Pos Radar Malang, Tauhid Wijaya, turut memberikan apresiasi kepada seluruh peserta dan pihak yang terlibat. “Keberhasilan bukan milik mereka yang pandai, melainkan mereka yang terlatih,” pesannya. Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kota Malang dan Kota Batu, Hastini Ratna Dewi, menegaskan bahwa tryout ini merupakan langkah penting untuk mempersiapkan pelajar menghadapi SNBT 2025. “Latihan ini bisa menjadi pintu masuk menuju perguruan tinggi favorit,” tegasnya.

Acara penutupan juga diisi dengan nonton bareng film berjudul 1 Kakak 7 Ponakan sebagai bentuk apresiasi kepada para peserta. Ema Sumiarti, Kepala Cabang Dinas Wilayah Pendidikan Kabupaten Malang, menyampaikan bahwa tryout ini tidak hanya menjadi ajang latihan, tetapi juga pemetaan kemampuan pelajar. “Ternyata tempat belajar tidak mempengaruhi kompetensi atau kepandaian,” ujarnya.