Breaking

Produksi Melon Greenhouse di Donomulyo Meningkat Dua Kali Lipat

Inovasi pertanian melon berbasis greenhouse di Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, berhasil mencuri perhatian. Ferry Setiawan, petani muda berusia 30 tahun asal Desa Purwodadi, membuktikan metode ini mampu meningkatkan hasil panen hingga dua kali lipat dibandingkan cara konvensional.

Teknologi Greenhouse Meningkatkan Produksi
Ferry mulai menggunakan metode greenhouse sejak awal 2024. Dengan luas 300 meter persegi, greenhouse miliknya mampu menghasilkan 900 kilogram melon sweetday 165 dalam satu kali panen, yang dilakukan empat kali setahun. “Kalau pakai greenhouse, air hujan tidak masuk, jadi tanaman lebih aman dari kerusakan,” ujarnya, Selasa (2/1).

Greenhouse yang dimiliki Ferry memiliki tinggi 10 meter dan lebar 30 meter. Desain ini melindungi tanaman dari cuaca ekstrem, terutama hujan yang sering merusak tanaman melon di ladang terbuka.

Kualitas Unggul dan Harga Kompetitif
Melon sweetday 165 yang ditanam Ferry dikenal memiliki tingkat kemanisan tinggi, mencapai 14–15 pada skala brix, dibandingkan melon biasa yang hanya 12. Tiap kilogram melon dihargai Rp 14 ribu di greenhouse, sementara di pasaran mencapai Rp 20 ribu. Uniknya, Ferry tidak perlu memasarkan hasil panennya, karena tengkulak selalu datang langsung untuk membeli.

Baca Juga :

Ratusan Pasutri di Kabupaten Malang Ajukan Isbat Nikah untuk Pengesahan Pernikahan Siri

Manfaat Lingkungan dan Penggunaan Pestisida Minimal
Sistem greenhouse juga memungkinkan produksi buah dengan residu pestisida dan fungisida yang sangat minim. “Fungisida masih kami gunakan, tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit,” tambah Ferry. Selain ramah lingkungan, metode ini membuat buah lebih sehat untuk dikonsumsi.

Melalui inovasi ini, Ferry menunjukkan bahwa teknologi sederhana seperti greenhouse dapat membawa dampak besar bagi pertanian lokal, baik dari segi kuantitas maupun kualitas hasil panen.

Baca Juga :

PT KAI Daop 8 Surabaya Tutup 5 Pelintasan Sebidang di Malang Raya untuk Keselamatan