Bank Mandiri berhasil meraih dua sertifikasi internasional bergengsi, ISO 21001:2018 dan ISO 30422:2022, sebuah bukti nyata komitmen mereka dalam pengembangan sumber daya manusia.
Prestasi ini diraih berkat inovasi dalam program skills and knowledge development training bagi para pegawainya. Yang lebih membanggakan, Bank Mandiri menjadi pionir penerapan ISO 30422:2022 di Indonesia untuk kategori Human Resources-Learning & Development.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menyatakan bahwa sertifikasi ini menegaskan komitmen Bank Mandiri dalam memberikan standar terbaik dalam pengelolaan pendidikan dan pengembangan karyawan.
“Penerapan standar ISO 21001:2018 dan ISO 30422:2022 oleh Mandiri Corporate University menunjukkan prioritas kami dalam pengembangan pegawai,” tegas Darmawan dalam keterangan resmi, Jumat (14/2/2025). Ia menambahkan bahwa menjadi pelopor penerapan ISO 30422:2022 merefleksikan visi Bank Mandiri untuk terus berinovasi dan memimpin transformasi perbankan Indonesia.
Baca juga : Awas! Sinyal Ekonomi RI Tersendat, Ini Buktinya!

ISO 21001:2018 menjamin efektivitas dan efisiensi organisasi pendidikan dalam memenuhi beragam kebutuhan pembelajaran. Sementara ISO 30422:2022 membuktikan Mandiri Corporate University menerapkan praktik terbaik dalam pengelolaan pembelajaran dan pengembangan karyawan yang selaras dengan strategi organisasi.
Direktur Kepatuhan dan SDM Bank Mandiri, Agus Dwi Handaya, menambahkan bahwa pencapaian ini merupakan hasil kerja keras seluruh tim yang berkomitmen menciptakan sistem pendidikan berkualitas dan berkelanjutan.
“Dengan standar internasional ini, Mandiri Corporate University dapat terus meningkatkan kapabilitas dan kompetensi pegawai, sehingga mampu menghadapi tantangan bisnis masa depan dan mempertahankan posisi Bank Mandiri sebagai talent pool unggulan,” jelasnya.
Baca juga : Awas! Sinyal Ekonomi RI Tersendat, Ini Buktinya!
Keberhasilan ini berdampak positif pada kinerja keuangan Bank Mandiri. Pada Kuartal IV-2024, Bank Mandiri membukukan laba bersih konsolidasi Rp 55,78 triliun, didukung pendapatan bunga bersih (NII) Rp 75,83 triliun dan realisasi kredit konsolidasi Rp 1.670,55 triliun (naik 19,5% YoY).
Bank Mandiri juga berhasil mempertahankan kualitas kredit dengan rasio NPL di angka 0,97% (turun 5 bps YoY) dan pertumbuhan DPK sebesar 7,73% YoY menjadi Rp 1.699 triliun. Hal ini menunjukkan strategi Bank Mandiri dalam mengelola risiko dan mengoptimalkan pendanaan berbasis dana murah berjalan efektif.















