Suaramedia.id – Bank Indonesia (BI) baru-baru ini mengumumkan kenaikan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) dari 4% menjadi 5% dari dana pihak ketiga (DPK). Kenaikan ini disambut positif oleh Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN), Nixon L.P. Napitupulu. Ia optimistis tambahan likuiditas ini akan menjadi angin segar bagi pembiayaan perumahan rakyat.
Rebutan Tahta Perbankan! OJK Bidik 10 Bank Raksasa Baru
“Penambahan insentif KLM ini sangat membantu likuiditas untuk perumahan rakyat,” ungkap Nixon saat ditemui di Kementerian Keuangan, Rabu (20/2/2025). Ia berharap suntikan dana ini mampu mendongkrak kinerja BTN di tahun ini, setelah mencatatkan penurunan laba sebesar 14,1% pada tahun 2024. Target pertumbuhan laba BTN di tahun ini pun cukup ambisius, yakni mencapai 10%-15%.

Senada dengan Nixon, Direktur Keuangan BTN, Nofry Rony Poetra, menyatakan BI telah mempertimbangkan dengan matang dampak kebijakan ini terhadap sektor perumahan. Namun, ia masih menunggu arahan lebih lanjut dari BI terkait mekanisme penyaluran insentif tambahan 1% tersebut.
Prospek Saham BRIS di Tengah Rencana Pembentukan Bullion Bank
Sebagai informasi, BTN membukukan laba bersih Rp3,00 triliun di tahun 2024, turun dari Rp3,5 triliun di tahun sebelumnya. Meskipun pendapatan bunga naik 4,5% yoy menjadi Rp29,55 triliun, beban bunga juga meningkat signifikan, yaitu 21,9% yoy menjadi Rp17,84 triliun. Akibatnya, pendapatan bunga bersih turun 14,1% yoy menjadi Rp11,73 triliun. Dengan tambahan likuiditas dari BI, BTN berharap dapat membalikkan tren tersebut dan mencapai target laba yang telah ditetapkan.















