Breaking

Kisah Kejatuhan Sang Raja Bisnis: Tragedi Mei 1998!

Tidak semua cerita kesuksesan konglomerat berakhir bahagia. Kisah Sudono Salim, pendiri Salim Group, menjadi bukti nyata. Puncak kejayaannya yang membentang selama tiga dekade runtuh seketika di tahun 1998, sebuah tahun yang menorehkan luka mendalam dalam sejarah bisnis Indonesia.

Kedekatan Salim dengan Presiden Soeharto, yang bermula dari kerja sama penyuplaan logistik saat perang kemerdekaan, menjadi kunci kesuksesannya. Seperti yang ditulis Richard Borsuk dan Nancy Chng dalam buku “Liem Sioe Liong dan Salim Group” (2016), hubungan saling menguntungkan terjalin antara keduanya. Soeharto memberikan perlindungan, sementara Salim, melalui Salim Group, mengalirkan dana kepada Soeharto, keluarganya, dan kroni-kroninya.

Kisah Kejatuhan Sang Raja Bisnis: Tragedi Mei 1998!
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Kejayaan Salim terlihat jelas dengan kekayaannya yang melimpah dan dominasinya di tiga sektor utama: perbankan (BCA), semen (Indocement), dan makanan (Bogasari dan Indofood). Namun, krisis moneter 1998 mengubah segalanya. BCA, pilar utama kerajaan bisnisnya, menghadapi krisis kepercayaan yang parah. Nasabah berbondong-bondong menarik dana, mengancam eksistensi bank tersebut. Situasi ini diperparah oleh sentimen anti-Soeharto yang meluas.

Kedekatan Salim dengan Soeharto menjadi bumerang. Rakyat yang geram menjadikan Salim sebagai sasaran kemarahan. Seperti yang diungkapkan M.C Ricklefs dalam “Sejarah Indonesia Modern” (2009), dan Jemma Purdey dalam “Kekerasan Anti-Tionghoa di Indonesia 1996-1999” (2013), stereotip negatif terhadap etnis Tionghoa yang kaya dan dekat dengan penguasa, menjadikan Salim target utama amukan massa.

Rahasia Makan Siang Prabowo: Danantara Dibahas?

Kerusuhan Mei 1998 menjadi titik nadir. Rumah Salim dijarah dan dibakar. Anthony Salim, yang berada di Jakarta saat itu, hanya bisa pasrah menyaksikan kediaman keluarganya menjadi sasaran amuk massa. Ia bahkan terpaksa mengizinkan massa masuk dan merusak rumahnya untuk menghindari pertumpahan darah. Kejadian ini juga meluas ke cabang-cabang BCA dan pabrik Indofood di berbagai wilayah.

Setelah kerusuhan mereda dan Soeharto lengser, kerugian Salim sangat besar. BCA, yang mengalami kerusakan parah di banyak cabangnya, akhirnya diambil alih pemerintah melalui BPPN. Kekaisaran bisnis Salim runtuh. Hanya Indofood yang relatif bertahan.

Kini, 25 tahun berlalu, Salim Group kembali bangkit. Meskipun telah kehilangan BCA, bisnis keluarga Salim telah berekspansi ke sektor migas, konstruksi, dan perbankan. Kisah Salim menjadi pelajaran berharga tentang naik-turunnya dunia bisnis dan dampak politik terhadap ekonomi. Ia juga menjadi pengingat akan betapa rapuhnya kekuasaan dan kekayaan di tengah gejolak sosial dan politik.

Cara Top Up GoPay Gratis dari SeaBank Lewat Bank Jago