Bulan suci Ramadan kembali hadir, membawa berbagai tradisi khas umat Muslim, salah satunya salat tarawih. Namun, di beberapa daerah di Indonesia, fenomena tarawih kilat kembali mencuri perhatian. Salat yang seharusnya dilakukan dengan penuh kekhusyukan ini justru dilakukan dengan kecepatan tinggi, memicu perdebatan di kalangan masyarakat dan ulama. Apa penyebab fenomena ini dan bagaimana tanggapan berbagai pihak?
Apa Itu Tarawih Kilat?
Tarawih kilat adalah praktik salat tarawih yang dilakukan dalam waktu sangat singkat, terkadang hanya dalam hitungan belasan menit untuk 20 rakaat. Fenomena ini biasanya terjadi di masjid-masjid tertentu yang ingin menyelesaikan ibadah dengan cepat agar jamaah bisa segera beristirahat atau melakukan aktivitas lainnya.
Dimana dan Kapan Fenomena Ini Terjadi?
Fenomena tarawih kilat banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan. Biasanya, praktik ini mulai mencuat di awal Ramadan dan berlangsung sepanjang bulan puasa, dengan jumlah jamaah yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Baca Juga : Pawai Tarhib Ramadhan 1446 H di YPIT Mutiara Hati Malang Meriahkan Sambutan Bulan Suci
Mengapa Tarawih Kilat Diterapkan?
Beberapa alasan mengemuka terkait penerapan tarawih kilat, antara lain:
- Efisiensi Waktu
Jamaah ingin segera menyelesaikan ibadah untuk melanjutkan aktivitas lain. - Kebiasaan Lokal
Beberapa masjid memang telah lama menerapkan pola ini sebagai bagian dari tradisi. - Daya Tahan Fisik
Sebagian orang merasa lebih nyaman dengan tarawih yang cepat dibanding yang berlangsung lama.
Tanggapan Ulama dan Masyarakat
Fenomena ini menimbulkan pro dan kontra. Sebagian ulama menilai bahwa tarawih seharusnya dilakukan dengan penuh kekhusyukan, bukan sekadar menggugurkan kewajiban. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun menegaskan bahwa ibadah harus dilaksanakan sesuai tuntunan Rasulullah SAW, yaitu dengan bacaan yang jelas dan gerakan yang sempurna.
Di sisi lain, beberapa jamaah menganggap tarawih kilat sebagai solusi praktis bagi mereka yang memiliki keterbatasan waktu. Meski begitu, banyak yang tetap berharap agar tarawih dapat dijalankan dengan lebih khidmat tanpa menghilangkan esensi spiritualnya.
Bagaimana Masa Depan Tarawih Kilat?
Seiring dengan berkembangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kekhusyukan dalam ibadah, banyak masjid mulai menerapkan standar waktu yang lebih moderat. Beberapa ulama juga mendorong edukasi kepada jamaah agar memahami nilai dan manfaat dari salat tarawih yang dilakukan dengan benar.
Fenomena tarawih kilat di Ramadan 2025 ini menjadi refleksi bagi umat Islam untuk menyeimbangkan antara efisiensi dan esensi ibadah. Akankah fenomena ini terus berlanjut atau mengalami perubahan di masa depan?















