Realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga 16 Maret 2025 mencapai angka yang cukup signifikan, yakni Rp 44,73 triliun. Angka ini mewakili 14,9% dari total target penyaluran KUR tahun ini yang dipatok sebesar Rp 300 triliun, demikian disampaikan Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Informasi ini disampaikan Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Selasa (18/3).
Baca Juga : Inilah 5 Aplikasi Musik Tanpa Iklan: Pilihan Terbaik untuk Mendengarkan Lagu Favorit
Dari total realisasi tersebut, sebanyak 788.236 pelaku UMKM telah menerima bantuan KUR, atau sekitar 22% dari target debitur baru tahun ini. Lebih rinci, penyaluran KUR di sektor produktif mencapai Rp 26,19 triliun, masih di bawah target 60% yang dicanangkan pemerintah. “Artinya kami masih belum mencapai target 60%,” ungkap Maman.
Pembagian penyaluran KUR berdasarkan jenisnya tercatat sebagai berikut: KUR super mikro Rp 36 miliar, KUR mikro sekitar Rp 29 triliun, KUR kecil Rp 15 triliun, KUR khusus Rp 820 juta, dan KUR Pekerja Migran Indonesia (PMI) Rp 13 miliar. Menariknya, penanganan KUR PMI kini telah dialihkan kepada Kementerian Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). “Kenapa kami serahkan ke Kementerian BP2MI? Karena menurut kami, biar lebih fokus, karena yang lebih memahami urusan migran, teman-teman di BP2MI,” jelas Maman. Pihak bank penyalur tetap sama, hanya kuasa pengguna anggaran yang beralih.
Pemerintah sendiri menargetkan penyaluran KUR tahun ini sebesar Rp 300 triliun dengan fokus pada sektor produktif sebesar 60%. Selain itu, ditargetkan penambahan debitur baru sebanyak 2,34 juta orang dan debitur graduasi 1,17 juta orang. KUR yang disalurkan pun diprioritaskan untuk pinjaman di bawah Rp 100 juta tanpa agunan tambahan. Pertanyaan besarnya kini, mampukah pemerintah mencapai target yang telah ditetapkan hingga akhir tahun?
