Breaking

Kuatnya Likuiditas Perbankan RI Bikin Tenang!

Bank Indonesia (BI) mengumumkan kabar positif mengenai kondisi likuiditas perbankan nasional. Hasil Rapat Dewan Gubernur BI pada Rabu (19/3/2025) menunjukkan bahwa likuiditas perbankan hingga Februari 2025 tetap kokoh. Rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) tercatat sebesar 26,32%, mengalami peningkatan dari 26,03% pada Januari 2025. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menegaskan bahwa ketahanan perbankan yang kuat menjadi faktor utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan Indonesia.

Selain likuiditas yang tetap solid, permodalan perbankan juga terpantau dalam kondisi sehat. Rasio kecukupan modal (CAR) pada Januari 2025 mencapai 27,01%, yang menunjukkan perbankan memiliki bantalan yang cukup untuk menghadapi potensi risiko. Untuk memastikan ketersediaan likuiditas yang memadai, BI telah menyalurkan kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) sebesar Rp 291,8 triliun hingga minggu kedua Maret 2025. Penyaluran KLM ini terbagi dalam beberapa kategori, yaitu Rp 125,7 triliun untuk bank BUMN, Rp 132,8 triliun untuk bank umum, Rp 27,9 triliun untuk bank pembangunan daerah (BPD), dan Rp 5,4 triliun untuk kantor cabang bank asing.

Baca juga: Rupiah Terancam? BI Gelontorkan Dana Ratusan Triliun!

Kuatnya Likuiditas Perbankan RI Bikin Tenang!
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Namun, di tengah optimisme BI, laporan dari infomalang.com/ menunjukkan bahwa likuiditas perbankan sempat mengalami pengetatan dalam setahun terakhir. Hal ini terlihat dari rasio simpanan terhadap kredit (LDR) yang hampir mencapai 90%. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa LDR industri perbankan mencapai 89,05% pada Desember 2024, meningkat dari 86,91% pada September 2024. LDR merupakan indikator penting yang mencerminkan kemampuan bank dalam memenuhi kebutuhan jangka pendek. BI menetapkan batas bawah LDR sebesar 78% dan batas atas 92%.

Peningkatan LDR ini sebagian besar dipengaruhi oleh lonjakan permintaan kredit serta ekspansi yang dilakukan oleh beberapa bank besar di Indonesia. Meskipun demikian, BI memastikan bahwa kondisi perbankan nasional masih dalam batas aman dan terkendali, dengan berbagai kebijakan yang terus dilakukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Dengan demikian, perbankan di Indonesia tetap berada dalam posisi yang kuat untuk menghadapi tantangan ekonomi ke depan.

Baca juga: Panik Uang Lebaran Habis? BI Siapkan Rp 180 Triliun!