Breaking

Heboh Uang Palsu Beredar! BI: Tenang, Rasio Malah Turun!

Beberapa hari terakhir, pemberitaan soal maraknya uang palsu di Indonesia ramai diperbincangkan. Mulai dari pengungkapan “pabrik” uang palsu di Bogor hingga kasus mantan aktris yang terlibat peredaran uang palsu. Namun, Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI), M. Anwar Bashori, menegaskan bahwa temuan-temuan tersebut tidak menunjukkan peningkatan tren peredaran uang palsu secara keseluruhan.

Anwar menjelaskan, data BI justru menunjukkan tren penurunan rasio uang palsu. Pada 2024, rasio uang palsu tercatat 4 ppm (piece per million), turun dari 5 ppm di tahun 2023. Lebih rendah lagi, pada kuartal I-2025, rasionya hanya 1 ppm. “Temuan uang palsu menunjukkan tren yang semakin menurun,” tegas Anwar dalam keterangannya, Rabu (16/4/2025).

Baca Juga: Emas Meroket, Investasi Cerdas atau Sekadar Ikutan Tren?

Heboh Uang Palsu Beredar! BI: Tenang, Rasio Malah Turun!
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Ia menambahkan, maraknya pemberitaan kasus uang palsu sebenarnya mencerminkan keberhasilan penegakan hukum oleh Polri dalam memberantas tindak pidana pemalsuan rupiah. Anwar menekankan bahwa uang palsu yang ditemukan umumnya berkualitas sangat rendah, tanpa unsur pengaman yang berhasil dipalsukan. Teknik cetak dan bahan yang digunakan pun sangat sederhana, sehingga mudah diidentifikasi dengan metode 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang).

“Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir bertransaksi tunai, tetapi tetap harus waspada dan memahami ciri-ciri uang asli dengan metode 3D,” imbuhnya.

BI, bersama Badan Koordinasi Pemberantasan Rupiah Palsu (Botasupal) yang terdiri dari BIN, Polri, Kejagung, Kemenkeu, dan BI sendiri, secara rutin berkoordinasi untuk mengevaluasi dan meningkatkan upaya pemberantasan uang palsu. Upaya preemptive, preventif, dan represif terus dilakukan secara sinergis.

Dari sisi preemptive, BI memastikan kualitas uang Rupiah yang beredar tetap tinggi dan aman melalui standarisasi, peningkatan unsur pengaman, dan analisis di Bank Indonesia Counterfeit Analysis Center (BI-CAC). Secara preventif, BI gencar melakukan edukasi dan sosialisasi ciri keaslian uang Rupiah melalui program Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah. Sementara secara represif, BI mendukung penegakan hukum dengan menyediakan tenaga ahli dalam proses penyidikan dan persidangan.

Upaya-upaya tersebut membuahkan hasil, dibuktikan dengan penghargaan internasional untuk Uang Rupiah TE 2022. Uang Rupiah TE 2022 bahkan meraih penghargaan Seri Uang Terbaik (Best New Banknote Series) pada IACA Currency Awards 2023, dan uang kertas Rp50.000 TE 2022 mendapat peringkat ke-2 dunia untuk pecahan paling aman dan sulit dipalsukan.

BI terus mensosialisasikan ciri keaslian uang Rupiah melalui berbagai media, termasuk media sosial dan website resmi. Masyarakat juga diimbau untuk merawat uang Rupiah dengan baik dengan menerapkan “5 Jangan”: Jangan Dilipat, Jangan Dicoret, Jangan Distapler, Jangan Diremas, dan Jangan Dibasahi.

Baca Juga: IHSG Meroket! Tembus 6.400-an, Apa Rahasianya?