PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) berhasil membukukan laba bersih Rp 376,25 miliar pada kuartal I-2025. Angka ini berbanding terbalik dengan kerugian Rp 227,94 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Namun, di balik pencapaian ini, terungkap fakta menarik: pendapatan bunga, yang selama ini menjadi tulang punggung perbankan, justru mengalami tekanan.
Pendapatan bunga memang naik 6,36% (yoy) menjadi Rp 3,34 triliun, tetapi beban bunga meningkat lebih signifikan, yakni 13,29% (yoy) menjadi Rp 1,50 triliun. Akibatnya, pendapatan bunga bersih (NII) hanya tumbuh 1,27% (yoy) menjadi Rp 1,5 triliun, dan Net Interest Margin (NIM) tergerus 20 basis poin menjadi 4,3%.
Baca Juga: Tugu Insurance Raih Laba Fantastis, Bagi Dividen Ratusan Miliar!
Lalu, dari mana sumber laba Maybank Indonesia? Jawabannya terletak pada pendapatan non-bunga (fee-based income) yang melesat 54,3% menjadi Rp 571 miliar. Lonjakan ini didorong oleh pendapatan biaya (fee) dari global market (GM) yang meroket 309,5% (yoy) menjadi Rp 107 miliar. Pendapatan biaya dari layanan selain GM juga naik 10,2% (yoy) menjadi Rp 464 miliar.
Kontribusi signifikan lainnya berasal dari peningkatan nilai wajar aset keuangan sebesar Rp 319,81 miliar, berbanding terbalik dengan kerugian Rp 397,04 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Beban kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) juga turun drastis 72,73% (yoy) menjadi Rp 237,48 miliar.
Meskipun total kredit sedikit menurun menjadi Rp 122,21 triliun dari Rp 122,28 triliun, kualitas kredit justru membaik. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross dan net turun menjadi 2,35% dan 1,49%. Dana pihak ketiga (DPK) memang turun 4,9% (yoy) menjadi Rp 111,50 triliun, namun rasio CASA meningkat menjadi 53,0% dari 49,7%, dan LDR tercatat 104,51%. Total aset Bank meningkat 6,8% menjadi Rp 189,81 triliun. Kesimpulannya, Maybank Indonesia membuktikan kemampuannya untuk mencetak laba meski menghadapi tekanan pada bisnis utamanya.
Baca Juga: Saham Melonjak 120%! BEI Tutup Paksa Perdagangan!
