PT Pan Brothers Tbk. (PBRX) mengalami kerugian signifikan hingga Juni 2024. Laporan keuangan yang disampaikan melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan kerugian tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$ 436,5 juta. Angka ini berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun 2023, di mana perusahaan masih membukukan keuntungan sebesar US$ 6,29 juta.
Anjloknya pendapatan menjadi penyebab utama kerugian besar ini. Pendapatan PBRX pada Juni 2024 turun drastis menjadi US$ 159 juta, jauh di bawah pendapatan periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 263,4 juta. Meskipun beban pokok pendapatan juga turun menjadi US$ 148,6 juta (dari US$ 231,9 juta), penurunan pendapatan yang lebih tajam mengakibatkan laba kotor hanya mencapai US$ 10,3 juta, merosot tajam dari US$ 31,5 juta di periode sebelumnya.
Baca Juga: Rezeki Nomplok! BSI Incar Triliunan Rupiah dari Arab Saudi

Beban usaha turut berperan dalam memperparah kerugian. Meskipun beban umum dan administrasi turun, kenaikan beban penjualan justru menekan profitabilitas. Ditambah lagi, lonjakan beban lainnya hingga US$ 429 juta – sebuah angka yang sangat signifikan – menjadi pukulan telak bagi keuangan perusahaan. Akibatnya, PBRX mencatat kerugian sebelum pajak sebesar US$ 438,3 juta, jauh berbeda dengan laba US$ 4,8 juta di tahun sebelumnya.
Kondisi keuangan PBRX semakin memprihatinkan dengan penurunan total aset hingga Juni 2024 menjadi US$ 291,01 juta, dibandingkan US$ 696,7 juta di akhir tahun 2023. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan penurunan pendapatan dan lonjakan beban lainnya, serta strategi perusahaan untuk mengatasi kerugian besar ini. Investor dan publik pun menantikan langkah-langkah strategis yang akan diambil PBRX untuk memperbaiki kinerja keuangannya.
Baca Juga: ASEAN Segera Tinggalkan Dolar AS?















