Malang, 1 Juli 2025 – Kisah viral tentang dua anak yang disebut membuang ibunya ke Griya Lansia Husnul Khatimah Malang memicu perdebatan publik. Video yang diunggah oleh Ketua Yayasan Griya Lansia, Arief Camra, membuat nama Fitriya dan saudaranya, Sri Rahayu (42), menjadi sorotan. Dalam narasi yang disebarluaskan, Arief menulis bahwa kedua anak tersebut “membuang” ibunya, Nasikah (74), ke panti jompo dan menandatangani surat yang menyatakan mereka tidak perlu diberitahu jika ibunya meninggal.
Namun, apa yang sebenarnya terjadi? Apakah benar kedua anak tersebut dengan sengaja meninggalkan ibu kandung mereka? Mari kita telaah lebih dalam berdasarkan keterangan langsung dari pihak yang terlibat.
Klarifikasi Fitriya: Bukan Buang, Hanya Titip
Fitriya membantah keras tuduhan yang menyebutkan ia dan saudaranya membuang ibunya. Ia menegaskan bahwa niat awal mereka adalah menitipkan sang ibu, bukan menelantarkan. Fitriya mengaku masih trauma dengan dampak pemberitaan dan komentar netizen yang menghakimi tanpa mengetahui kisah sebenarnya.
“Masih trauma. Saya sendiri tidak menyangka masalah ini bisa sebesar ini. Saya tidak tenang, makan pun tidak nafsu,” ungkap Fitriya saat dihubungi pada Selasa (1/7/2025).
Menurut Fitriya, kata “buang” yang digunakan dalam narasi video Arief Camra sangat menyakitkan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Ia dan saudaranya berniat mencari bantuan, bukan menyingkirkan ibu mereka.
Dampak Sosial yang Berat
Bukan hanya cibiran dari dunia maya, Fitriya juga harus menghadapi tekanan di lingkungan kerja dan tempat tinggal. Rekan-rekan kerjanya di pabrik dan sebagian tetangga mempertanyakan tindakannya. Hanya teman dekat yang memahami situasi sebenarnya.
“Kalau yang sudah lama kenal, mereka tahu saya seperti apa. Tapi orang-orang yang tidak mengenal saya justru menganggap saya benar-benar menelantarkan ibu,” ucapnya.
Fitriya bahkan sempat mengambil cuti sehari karena harus menerima tamu dari pihak kepolisian yang meninjau kondisi keluarganya. Setelah libur singkat, ia kini mulai kembali bekerja meski masih merasakan tekanan sosial yang cukup berat.
Baca juga:
Pemkot Malang Resmikan Koperasi Merah Putih di 57 Kelurahan Lewat Penyerahan SK
Fitriya Memilih Menutup Diri
Setelah kejadian ini, Fitriya mengaku lebih memilih menutup diri dari lingkungan sekitar. Ia memutuskan untuk tidak menggubris komentar negatif yang terus mengalir kepadanya.
“Saya lebih memilih menutup mata. Yang tahu saya ya saya sendiri, yang menjalani juga saya. Saya tidak mau memikirkan komentar yang tidak mengenal saya secara pribadi,” ujarnya tegas.
Ia menyadari bahwa video tersebut telah membentuk opini publik yang menganggapnya tidak pernah merawat ibunya, padahal faktanya tidak demikian.
Versi Ketua Yayasan: Syarat Berat Diberikan
Dalam klarifikasinya di media sosial, Arief Camra mengungkapkan bahwa pihak yayasan sebenarnya menolak penitipan Nasikah karena beliau masih memiliki keluarga. Arief menyebutkan bahwa ada konflik antar saudara dalam mengurus sang ibu, sehingga terjadi tarik-menarik tanggung jawab.
Arief pun menawarkan syarat berat: Nasikah hanya bisa diterima jika tidak boleh dijenguk dan ketika meninggal, keluarganya tidak perlu diberitahu. Menurut Arief, syarat tersebut diberikan agar pihak keluarga mengurungkan niat, tetapi Fitriya dan saudaranya tetap ingin menitipkan ibunya.
Konten video tersebut kemudian diunggah oleh Arief dengan dalih transparansi kepada donatur yayasan. Namun, baik Fitriya maupun Nasikah membantah semua narasi yang beredar dalam video itu.
Nasikah Kini Tinggal di Surabaya
Setelah kisah ini viral, Nasikah hanya sempat tinggal satu malam di Griya Lansia. Keesokan harinya, ia dibawa pulang oleh keluarganya dan kini menetap di sebuah kamar kos di kawasan Babatan, Surabaya sejak Senin (30/6/2025).
Kisah ini menjadi pelajaran penting bahwa tidak semua narasi yang viral di media sosial mencerminkan kebenaran utuh. Kasus ini mengingatkan kita untuk lebih bijak dan adil dalam menilai, serta selalu memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya.
Baca juga:















