Tragedi laut kembali mengguncang perairan Selat Bali. Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya yang melayani rute penyeberangan Ketapang, Banyuwangi menuju Gilimanuk, Bali, dilaporkan tenggelam hanya sekitar 25 menit setelah berlayar pada Rabu malam, 2 Juli 2025.
Kapal tersebut bertolak dari Pelabuhan Ketapang pada pukul 22.56 WIB. Namun, sekitar pukul 23.20 WIB, kapal dilaporkan tenggelam di perairan Selat Bali setelah lepas jangkar.
Peristiwa ini pertama kali disaksikan oleh petugas jaga dari Syahbandar Ketapang yang segera melaporkannya ke Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) serta instansi terkait lainnya.
Menanggapi laporan tersebut, Basarnas langsung mengerahkan tim dari Pos SAR Banyuwangi yang berlokasi di Pelabuhan Ketapang.
Tim penyelamat menggunakan kapal cepat Rigid Inflatable Boat (RIB) untuk menjangkau lokasi kejadian dan memulai operasi pencarian serta evakuasi korban. Selain itu, tim rescue dari Pos SAR Jembrana, Bali juga diterjunkan untuk memperkuat operasi SAR di lokasi kejadian.
Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit P. H., S.IP., M.M., yang bertindak sebagai SAR Mission Coordinator, menyatakan bahwa seluruh sumber daya telah dimobilisasi.
“Kami telah mengerahkan tim dari Kantor SAR Surabaya ke lokasi tenggelamnya kapal. Kapal cepat KN SAR Permadi juga telah disiapkan untuk mendukung operasi pencarian dan penyelamatan ini,” ungkapnya.
Berdasarkan data manifest sementara, KMP Tunu Pratama Jaya mengangkut sebanyak 65 orang, terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru kapal. Tak hanya membawa penumpang, kapal tersebut juga mengangkut 22 unit kendaraan, termasuk 14 truk tronton, yang turut tenggelam bersama kapal di Selat Bali.
Hingga Kamis pagi (3/7), tim SAR gabungan masih terus melakukan operasi pencarian intensif untuk menemukan seluruh penumpang dan awak kapal.
Pencarian difokuskan di sekitar titik koordinat terakhir kapal terpantau sebelum hilang dari radar. Operasi pencarian ini melibatkan berbagai unsur dari instansi pemerintah dan relawan.
Baca Juga: Tembok Lantai 3 Pasar Besar Malang Ambruk, Pedagang Pisang Alami Luka Serius
Instansi yang terlibat dalam operasi SAR ini antara lain Basarnas dari Kantor SAR Surabaya, Pos SAR Banyuwangi, dan Pos SAR Jembrana, Syahbandar Ketapang, Polairud Banyuwangi, Lanal Banyuwangi, TNI AL Gilimanuk, KP3 Banyuwangi, BPBD Banyuwangi, BMKG Banyuwangi, BKK Banyuwangi, serta Tagana Banyuwangi.
“Upaya pencarian kami lakukan terus-menerus baik dari sisi laut maupun pantai. Kami juga memantau kemungkinan korban terapung terbawa arus,” ujar Kepala SAR Surabaya.
Sementara itu, suasana haru menyelimuti Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk. Puluhan keluarga penumpang KMP Tunu Pratama Jaya tampak berkumpul menanti kabar dari kerabat mereka yang berada di dalam kapal naas tersebut.
Pihak pelabuhan telah menyiapkan posko informasi dan layanan darurat bagi keluarga korban, serta mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan informasi hoaks.
Pihak berwenang hingga kini belum memberikan keterangan resmi mengenai penyebab tenggelamnya kapal. Namun, investigasi awal sedang dilakukan untuk mengetahui faktor teknis, kondisi cuaca, maupun kemungkinan kesalahan operasional.
BMKG sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di wilayah Selat Bali, yang kemungkinan turut memengaruhi stabilitas kapal.
Kejadian ini menjadi pengingat serius bagi semua pihak akan pentingnya keselamatan pelayaran, termasuk pemeriksaan rutin armada penyeberangan, pelatihan keselamatan awak kapal, serta kesiapsiagaan penanganan darurat.
Operasi SAR masih akan terus dilanjutkan hingga seluruh korban berhasil ditemukan dan dievakuasi. Pemerintah daerah bersama Basarnas berkomitmen untuk memberikan bantuan maksimal bagi korban dan keluarganya.
Masyarakat diimbau mengikuti perkembangan resmi dari otoritas terkait agar informasi yang beredar tetap valid dan tidak menimbulkan kepanikan.
Baca Juga Kolaborasi Internasional: Bonerutzy dan Musisi Sri Lanka Angkat Rap Malang ke Dunia















