Breaking

Peternak Sapi Perah di Malang Raup Hasil Maksimal dengan Metode Close House

MALANG – Inovasi dalam dunia peternakan terus menunjukkan dampak positif, terutama di sektor sapi perah. Salah satu terobosan terbaru yang mulai diterapkan di Kabupaten Malang adalah metode Close House, yaitu sistem kandang tertutup yang dirancang untuk menciptakan lingkungan nyaman bagi hewan ternak. Hasilnya? Produktivitas susu melonjak signifikan dan kesejahteraan peternak ikut terdongkrak.

Metode ini mulai diadopsi secara masif oleh peternak di Desa Permanu dan sekitarnya. Di bawah bimbingan Dinas Peternakan Kabupaten Malang, mereka mulai meninggalkan cara konvensional dan beralih ke sistem kandang yang lebih modern, terkontrol, dan efisien.

Meningkatkan Produksi Susu Harian

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Malang, Eko Wahyu Widodo, menyampaikan bahwa metode Close House secara nyata meningkatkan hasil produksi susu. Dengan sistem ventilasi, suhu, dan kelembaban yang terkontrol, sapi merasa lebih nyaman, sehingga stres berkurang dan nafsu makan meningkat.

“Dengan sistem Close House, sapi-sapi bisa beristirahat dan makan dalam kondisi optimal. Hasilnya, produksi susu naik jadi 25 hingga 30 liter per hari,” ujar Eko, Rabu (2/7/2025).

Angka tersebut meningkat drastis dari sebelumnya yang hanya berkisar 15 hingga 18 liter per hari per ekor. Ini berarti peningkatan mencapai hampir 70 persen, yang tentu berdampak langsung pada pendapatan peternak.

Kenyamanan Hewan, Kunci Utama

Close House bukan sekadar kandang tertutup, tetapi merupakan sistem manajemen mikroklimat. Dengan bantuan kipas angin, penyemprot otomatis (sprayer), dan pencahayaan alami, suhu kandang dijaga stabil di kisaran 22-25°C—temperatur ideal untuk sapi perah.

Sistem ini juga mengurangi risiko penyakit yang biasa menyerang sapi saat musim hujan atau kemarau panjang. Sapi yang sehat akan memiliki siklus laktasi lebih baik, sehingga produksi susu lebih stabil.

Peternak lokal, Slamet Haryanto, yang telah menerapkan sistem ini sejak awal tahun 2025, membagikan pengalamannya.

“Dulu kami harus bolak-balik bersihkan kandang dan pastikan sapi tidak kepanasan. Sekarang lebih tenang. Hasil susu juga makin banyak dan kualitasnya lebih bersih,” ungkapnya.

Ramah Lingkungan dan Efisien

Salah satu keunggulan Close House adalah kemampuannya dalam mengelola limbah ternak secara lebih efisien. Sistem ini biasanya dilengkapi dengan saluran pembuangan kotoran yang langsung terintegrasi dengan tempat penampungan kompos atau biogas.

Selain meningkatkan kualitas hidup ternak, Close House juga membantu menjaga keseimbangan ekosistem peternakan, terutama di desa yang padat penduduk seperti Desa Permanu.

Baca Juga:Dispangtan Kota Malang Percepat Vaksinasi PMK: 50 Sapi Sudah Divaksin

Dukungan Pemerintah dan Program Pendampingan

Pemerintah Kabupaten Malang tidak tinggal diam. Melalui Dinas Peternakan, mereka menyediakan bantuan teknis dan pendampingan bagi para peternak yang ingin mengadopsi sistem Close House. Mulai dari perencanaan kandang, manajemen pakan, hingga pelatihan tentang teknologi pertanian terintegrasi.

Tak hanya itu, ada pula subsidi pembangunan kandang dan akses pembiayaan mikro melalui koperasi peternak dan lembaga perbankan daerah. Hal ini membuat sistem Close House dapat dijangkau bahkan oleh peternak kecil sekalipun.

“Kami dorong sistem ini agar menyebar ke desa-desa lain di Kabupaten Malang. Target kami, dalam dua tahun ke depan, minimal 50 persen peternak sapi perah sudah beralih ke Close House,” jelas Eko.

Harapan Menuju Swasembada Susu

Indonesia saat ini masih mengimpor lebih dari 70 persen kebutuhan susu nasional. Dengan peningkatan produktivitas melalui sistem Close House, Kabupaten Malang berpotensi menjadi kontributor besar dalam upaya swasembada susu nasional.

Pakar peternakan dari Universitas Brawijaya, Dr. Hernowo Santosa, menilai sistem ini adalah masa depan dunia peternakan Indonesia.

“Close House bukan hanya tren, tapi kebutuhan. Dengan populasi meningkat dan kebutuhan susu terus bertambah, produktivitas harus ditingkatkan secara berkelanjutan dan ramah lingkungan,” ujarnya.

Baca Juga:Dispangtan Kota Malang Percepat Vaksinasi PMK: 50 Sapi Sudah Divaksin