Breaking

Kebocoran Air Bersih di Malang Mencapai 10 Miliar Liter per Tahun, DPRD Angkat Bicara

infomalang.com/  MALANG – kembali disorot menyusul terungkapnya tingkat kebocoran air bersih yang cukup tinggi dari Perumda Tugu Tirta. Berdasarkan data resmi, sepanjang tahun 2024, sekitar 10 miliar liter air bersih hilang akibat kebocoran dan faktor lainnya. DPRD Kota Malang pun turut buka suara dan mendesak adanya perbaikan signifikan dalam manajemen distribusi air oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut.

Produksi air bersih oleh Perumda Tugu Tirta saat ini mencapai 1.813 liter per detik. Jika dikalkulasi, total produksi harian mencapai 156,6 juta liter dan akumulasi tahunan menyentuh angka 57 miliar liter. Namun, dengan tingkat kehilangan air (TKA) sebesar 19,2 persen, berarti lebih dari 10 miliar liter air tidak sampai ke tangan pelanggan. Ini merupakan angka yang mengkhawatirkan meski masih di bawah ambang batas Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Ketua Komisi B DPRD Kota Malang, Bayu Rekso Aji, menyoroti bahwa air yang hilang tersebut adalah air yang telah diproduksi namun tidak tercatat dalam sistem penjualan. Ia menegaskan bahwa penyebab kebocoran sangat beragam, mulai dari kerusakan teknis seperti pipa bocor, sambungan ilegal oleh warga, hingga kesalahan pencatatan pada meteran pelanggan. “Jika TKA mencapai 19,2 persen, artinya hanya 80,8 persen air yang benar-benar dimanfaatkan pelanggan. Ini harus segera dibenahi,” ujar Bayu.

Bayu menyatakan bahwa meskipun angka tersebut masih dianggap dalam batas aman, hal itu tidak bisa dijadikan alasan untuk berpuas diri. Ia mendesak agar pada tahun 2025, TKA dapat ditekan hingga 14 persen sebagaimana pernah dicapai pada tahun 2022. Penurunan TKA menurutnya merupakan indikator efisiensi dan kesehatan pengelolaan air bersih oleh Perumda Tugu Tirta. “Kami ingin melihat adanya lonjakan progres, bukan hanya sekadar mempertahankan posisi,” tegasnya.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, juga menanggapi persoalan ini secara serius. Ia menyampaikan bahwa pemerintah kota dan Perumda Tugu Tirta telah mengupayakan berbagai langkah konkret untuk menurunkan TKA. Salah satunya adalah penanggulangan kebocoran pipa secara cepat dan efisien. Selain itu, optimalisasi penggunaan air dan pengawasan konsumsi pelanggan juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang.

Baca Juga: Kota Malang Raih Medali Emas Lewat Arena E-Sport Mobile Legends

“Kami memberikan perhatian penuh terhadap kebocoran air. Ini adalah potensi sumber daya yang seharusnya dapat disalurkan kepada masyarakat. Tidak boleh ada pemborosan,” tutur Wahyu. Ia juga menambahkan bahwa beberapa kehilangan air yang terjadi tidak sepenuhnya bisa dicegah, terutama yang berkaitan dengan pemberian kompensasi air di sekitar area sumber, seperti di wilayah Wendit, Kabupaten Malang.

Direktur Utama Perumda Tugu Tirta, Priyo Sudibyo atau yang akrab disapa Bogank, membeberkan alasan lain di balik tingginya angka kehilangan air. Salah satunya adalah kegiatan flushing atau pembersihan pipa saluran air. Prosedur ini rutin dilakukan untuk menjaga kualitas air, terutama bagi pelanggan pasif yang tidak menggunakan air secara aktif.

Menurut Bogank, terdapat sekitar 50 ribu sambungan rumah (SR) pasif di Kota Malang yang tetap dialiri air meski tidak digunakan secara maksimal. Hal ini menimbulkan tekanan dalam sistem distribusi dan mengharuskan flushing agar pipa tidak pecah. “Air yang dibiarkan mengendap di pipa justru berisiko merusak infrastruktur. Karenanya, pembersihan berkala adalah hal mutlak,” jelasnya.

Perumda Tugu Tirta menegaskan komitmennya untuk terus menekan tingkat kehilangan air. Berbagai inovasi dan sistem monitoring jaringan distribusi tengah disiapkan agar kebocoran dapat dideteksi dan ditangani secara lebih cepat. Selain itu, perbaikan pencatatan meter air juga menjadi fokus dalam peningkatan akurasi data penggunaan air.

Bogank optimistis bahwa TKA akan menurun secara bertahap pada tahun 2025. Ia menyatakan bahwa jika TKA dibiarkan di atas standar, Perumda tidak hanya merugi secara finansial, tetapi juga akan kehilangan kepercayaan publik serta gagal mendapatkan penghargaan nasional. “Kami terus berbenah. Penghargaan adalah bonus, tapi pelayanan kepada masyarakat adalah prioritas utama kami,” pungkasnya.

Dengan persoalan kebocoran air yang menyita perhatian publik, kini sorotan tertuju pada efektivitas langkah-langkah yang ditempuh Perumda Tugu Tirta. Masyarakat berharap agar distribusi air di Kota Malang bisa menjadi lebih efisien, transparan, dan adil demi pemenuhan hak dasar atas air bersih.

Baca Juga: Kota Malang Raih Medali Emas Lewat Arena E-Sport Mobile Legends