infomalang.com/, KOTA MALANG ,— Malang Jadoel 2 yang digelar di Taman Krida Budaya, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Malang, semakin semarak dengan kehadiran Cak Kancil, tokoh yang dikenal sebagai pemerhati seni dan budaya. Pria yang akrab disapa Cak Kancil ini memberikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan acara yang memadukan nuansa sejarah, seni, dan budaya tersebut.
Tak hanya hadir sebagai tamu kehormatan, Cak Kancil juga memberikan kontribusi nyata dengan menghadirkan 10 grup Kuda Lumping yang tergabung dalam Jaranan Malang Raya (JMR). Kehadiran grup-grup Kuda Lumping ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung di hari ketiga pelaksanaan Malang Jadoel 2.
“Parade Kuda Lumping memberikan warna yang berbeda di acara Malang Jadoel 2. Ini tidak hanya hiburan, tapi juga bentuk nyata pelestarian budaya,” ujar Cak Kancil saat ditemui, Rabu (02/07/2025).
Kuda Lumping, Seni Tradisional yang Sarat Makna
Kuda Lumping atau Jaranan merupakan seni pertunjukan yang memiliki nilai budaya dan spiritual tinggi. Kesenian ini dikenal dengan gerakan tari yang energik, diiringi alunan musik gamelan khas Jawa. Tarian Kuda Lumping biasanya menggambarkan semangat keprajuritan dan keberanian.
Melalui kehadiran 10 grup Kuda Lumping, Cak Kancil ingin mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk lebih mengenal dan mencintai kesenian tradisional. Baginya, seni tradisional seperti Kuda Lumping adalah bagian penting dari identitas bangsa yang harus terus dijaga dan dilestarikan.
“Malang kaya akan budaya. Kuda Lumping adalah salah satu warisan budaya yang harus kita banggakan dan perkenalkan kepada generasi berikutnya,” tambahnya.
Baca Juga:Kulineran di Malang? Ini 5 Makanan Lezat yang Wajib Dicoba!
Malang Jadoel 2, Kolaborasi Budaya dan Ekonomi Kreatif
Malang Jadoel 2 tidak hanya menampilkan kesenian tradisional, tetapi juga menghadirkan ratusan stan bazar UMKM yang menawarkan berbagai produk lokal seperti makanan, minuman, kerajinan tangan, dan produk kreatif lainnya. Cak Kancil menilai, kolaborasi antara seni tradisional dan bazar UMKM ini adalah langkah positif yang dapat menggerakkan perekonomian masyarakat sekaligus mempromosikan kekayaan budaya daerah.
“Dengan menghadirkan kesenian seperti Kuda Lumping dan menggabungkannya dengan bazar UMKM, acara ini menjadi lebih beragam dan bermanfaat bagi semua pihak,” kata Cak Kancil.
Ia berharap ke depan, kegiatan seperti ini dapat terus diselenggarakan dengan dukungan dari berbagai elemen masyarakat, pemerintah, dan komunitas seni. Menurutnya, pelestarian budaya akan berjalan maksimal jika disertai dukungan konkret dalam bentuk panggung pertunjukan dan kesempatan tampil bagi para seniman lokal.
Membangun Kesadaran Budaya di Tengah Masyarakat
Cak Kancil mengungkapkan, kesadaran masyarakat untuk melestarikan budaya lokal semakin penting di era modern saat ini. Menurutnya, gempuran budaya asing yang masuk melalui berbagai media harus diimbangi dengan penguatan budaya lokal agar generasi muda tidak kehilangan jati diri.
“Anak-anak sekarang banyak yang lebih kenal budaya luar. Kalau kita tidak sering menampilkan kesenian seperti Kuda Lumping, lama-lama bisa hilang,” tegasnya.
Ia juga mengapresiasi antusiasme pengunjung yang memadati arena Malang Jadoel 2 untuk menyaksikan pertunjukan Kuda Lumping. Kehadiran ribuan pengunjung menjadi bukti bahwa kesenian tradisional masih memiliki tempat di hati masyarakat.
Dukungan terhadap UMKM dan Pelestarian Budaya
Selain menghidupkan budaya, kehadiran bazar UMKM di Malang Jadoel 2 menurut Cak Kancil mampu memperkuat ekonomi kerakyatan. Ia menekankan pentingnya mengedepankan produk lokal agar perekonomian masyarakat Malang terus berkembang.
“Event seperti ini luar biasa karena memberikan dampak ganda. Budaya tetap hidup, UMKM juga terangkat,” jelasnya.
Cak Kancil berharap acara seperti Malang Jadoel 2 tidak hanya menjadi agenda tahunan, melainkan dapat digelar lebih sering agar masyarakat lebih dekat dengan budayanya sendiri. Ia optimis, dengan sinergi yang baik, budaya dan ekonomi lokal akan tumbuh bersama.
“Semoga ke depan, semakin banyak event seperti ini yang memberi ruang bagi para seniman dan pelaku UMKM untuk berkembang,” pungkasnya.
Baca Juga: Dua Buronan Penganiayaan Perwira TNI AL di Terminal Arjosari Masih Diburu Polisi














