Breaking

Harapan Menipis: Operasi Pencarian Feri Bali Diperlambat

infomalang.com/  14 Juli 2025 — Operasi pencarian korban tenggelamnya kapal feri KMP Tunu Pratama Jaya yang terjadi pada 3 Juli di perairan dekat Pulau Bali resmi dikurangi skalanya. Setelah dua minggu upaya pencarian besar-besaran yang melibatkan lebih dari 500 personel, kini pencarian dilanjutkan oleh tim tingkat provinsi dengan jumlah personel yang lebih sedikit.

Kapal feri tersebut membawa 65 orang saat meninggalkan Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur menuju Bali. Dalam waktu 30 menit, kapal tenggelam, memicu salah satu operasi pencarian terbesar di kawasan itu dalam beberapa tahun terakhir.

Hingga Senin sore, data resmi dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mencatat 30 orang selamat dan 18 orang dinyatakan meninggal dunia. Sementara itu, 17 orang lainnya masih dinyatakan hilang. Satu dari korban tewas merupakan warga negara Malaysia, sementara sisanya adalah warga Indonesia.

Menurut pernyataan resmi dari Ribut Eko Suyatno, pejabat Basarnas, operasi pencarian skala nasional dihentikan mulai Senin ini. Namun, tim SAR dari Jawa Timur akan melanjutkan pencarian selama tujuh hari ke depan dengan melibatkan sekitar 100 personel dari berbagai unsur, termasuk penyelam, polisi air, dan personel militer.

“Kami tidak menyerah, tetapi harus menyesuaikan strategi pencarian. Fokus utama kini adalah penyisiran bangkai kapal dan penyelaman di area yang diyakini menjadi lokasi terakhir korban,” kata Suyatno.

Baca Juga:Kapal Penumpang Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Perairan Selat Bali

Selama akhir pekan lalu, tim penyelam berhasil menemukan bangkai kapal KMP Tunu Pratama Jaya di dasar laut. Kapal tersebut juga membawa 22 kendaraan yang kini turut menjadi fokus evakuasi. Pihak berwenang tengah mempersiapkan rencana pengangkatan bangkai kapal guna mempercepat proses investigasi dan memungkinkan evakuasi lanjutan.

Menurut laporan awal dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), penyebab utama tenggelamnya kapal diduga karena air laut masuk ke ruang mesin setelah pintu bagian tersebut terbuka. Hal ini menyebabkan kapal miring dan akhirnya tenggelam. Namun, KNKT masih melanjutkan investigasi untuk menentukan faktor teknis dan operasional lainnya yang berperan dalam kecelakaan tragis ini.

Insiden ini memicu perhatian nasional terkait keselamatan pelayaran, terutama di jalur padat antar pulau seperti Jawa-Bali. Pemerintah Indonesia di bawah koordinasi Kementerian Perhubungan juga telah menyatakan komitmen untuk mengevaluasi standar keselamatan pelayaran, khususnya pada kapal penyeberangan yang melayani rute-rute sibuk.

“Kami akan mengaudit ulang seluruh armada feri penyeberangan di Indonesia. Kecelakaan ini menjadi pelajaran berharga yang tidak boleh terulang,” kata pejabat Kemenhub dalam konferensi pers terpisah.

Keluarga korban yang belum ditemukan masih menanti kabar dengan penuh harap dan kecemasan. Di Pelabuhan Ketapang dan Pelabuhan Gilimanuk, posko informasi dan bantuan psikologis telah didirikan untuk mendukung keluarga korban.

Sementara itu, aktivis keselamatan transportasi mendesak agar regulasi keselamatan diperketat. “Tidak cukup hanya melakukan pencarian dan evakuasi. Kita perlu memastikan tragedi seperti ini tidak terjadi lagi. Audit menyeluruh dan peningkatan pengawasan harus segera dilakukan,” ujar Diah Astuti, Ketua Lembaga Keselamatan Transportasi Rakyat.

Dengan berkurangnya intensitas pencarian, harapan untuk menemukan korban dalam kondisi selamat memang menipis. Namun, upaya pencarian tetap menjadi prioritas, mengingat pentingnya memberikan kejelasan bagi keluarga yang masih menanti.

Tragedi feri Bali ini menambah daftar panjang kecelakaan laut di Indonesia. Sebagai negara kepulauan, keselamatan transportasi laut merupakan aspek krusial yang terus menjadi sorotan, baik secara nasional maupun internasional. Harapan publik kini tertuju pada hasil investigasi KNKT dan komitmen nyata dari pemerintah untuk membenahi sistem transportasi laut secara menyeluruh.

Baca Juga:Sewa Motor Terdekat Bandara Bali dan Rekomendasi Kuliner Kuta