Breaking

Krisis Murid Baru, SD Negeri di Kawasan Padat Penduduk Malang Sepi Peminat

infomalang.com/ Krisis murid baru menjadi fenomena yang mengejutkan di tengah kawasan padat penduduk seperti Kota Malang. Salah satu contohnya terjadi di SD Negeri Tulusrejo 4. Di tahun ajaran 2025/2026, sekolah ini hanya mendapatkan dua siswa baru, bahkan pada hari ketiga Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), hanya satu siswa yang hadir. Situasi ini memicu keprihatinan banyak pihak.

Kondisi Terkini di SDN Tulusrejo 4 Malang

SDN Tulusrejo 4 berada di kawasan yang cukup padat penduduk. Namun, ironisnya, sekolah ini sepi peminat dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Suasana sekolah terlihat lengang. Hanya satu siswa baru yang hadir, mengenakan seragam olahraga dari taman kanak-kanak tempatnya belajar sebelumnya. Sementara itu, jumlah total murid dari kelas 1 hingga 6 hanya 47 orang.

Kepala Sekolah, Purnomo Sigit, menyebutkan bahwa kondisi ini sudah terjadi sejak tahun lalu. Tahun 2023, sekolah ini hanya menerima tiga siswa baru. Menurutnya, ada beberapa kendala teknis seperti kesalahan logo sekolah di sistem online, yang membuat orang tua calon siswa menjadi bingung.

Faktor Penyebab Krisis Murid Baru

Ada beberapa faktor yang menyebabkan krisis murid baru di SD Negeri ini:

  • Persaingan dengan sekolah swasta dan favorit: Banyak orang tua kini memilih sekolah swasta yang dianggap lebih unggul.
  • Keterbatasan promosi sekolah: Minimnya promosi, baik offline maupun online, membuat masyarakat kurang mengenal keberadaan sekolah.
  • Kesalahan teknis pada website PPDB: Logo sekolah yang salah menjadi hambatan signifikan.

 

Baca Juga:Peringati HAN 2025, UM Gaungkan Literasi Digital untuk Perlindungan Anak

Upaya Sekolah Mengatasi Masalah

SDN Tulusrejo 4 berusaha keras untuk mengatasi masalah ini. Mereka mencoba memperbaiki citra digital, memperbarui informasi sekolah secara daring, serta mengadakan kegiatan yang bisa menarik perhatian masyarakat sekitar. Sekolah juga berharap dukungan dari Dinas Pendidikan Kota Malang agar proses PPDB bisa lebih transparan dan akurat.

Dampak Terhadap Kegiatan Belajar

Akibat kekurangan murid, kegiatan belajar harus disesuaikan. MPLS digabung antara siswa kelas satu dengan siswa dari kelas lain. Hal ini tentu menurunkan efektivitas pembelajaran karena usia dan tingkat kemampuan belajar yang berbeda. Selain itu, jumlah tenaga pengajar pun tidak sebanding dengan jumlah siswa yang terus menurun.

Pandangan Pakar dan Pemerintah

Pakar pendidikan dari Universitas Negeri Malang menyebutkan bahwa krisis murid baru ini harus ditangani secara serius. Pemerintah daerah disarankan untuk melakukan pemetaan ulang kebutuhan sekolah dasar di tiap kelurahan. Sementara itu, Dinas Pendidikan Kota Malang menyatakan akan segera memperbaiki sistem PPDB online agar tidak terjadi kesalahan teknis di masa depan.

Menurut data dari Kemendikbud, jumlah siswa di sekolah negeri memang cenderung menurun di beberapa kota besar karena tren urbanisasi dan peralihan ke sekolah swasta.

Kesimpulan dan Harapan

Krisis murid baru di SDN Tulusrejo 4 Malang menjadi gambaran nyata bahwa keberadaan sekolah negeri tak lagi otomatis menjadi pilihan utama masyarakat. Diperlukan sinergi antara sekolah, orang tua, dan pemerintah untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah negeri.

Sekolah harus lebih aktif dalam memperkenalkan keunggulannya, baik secara fisik maupun digital. Pemerintah pun harus memastikan bahwa sistem penerimaan siswa berjalan dengan lancar dan tanpa kendala.

Baca Juga:Prestasi Gemilang! SD Muhammadiyah 8 Malang Raih 261 Medali di Ajang Matematika Internasional