Breaking

Warga Malang Kena Dampak: Hujan Abu Vulkanik dari Erupsi Semeru 2025.

infomalang.com/,MALANG, Jawa Timur – Gunung Semeru, yang menjulang megah di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, kembali menunjukkan aktivitasnya. Hari ini, Minggu (20/7/2025), gunung berapi aktif ini meletus, ditandai dengan muntahan abu vulkanik yang mengakibatkan hujan abu tipis melanda sebagian wilayah Kabupaten Malang. Peristiwa ini menjadi pengingat akan potensi bahaya dari gunung yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) ini.


 

Erupsi Berulang Sejak Sabtu Malam

 

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru telah teramati secara visual sejak Sabtu malam (19/7/2025). Berdasarkan laporan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tercatat sudah ada enam kali erupsi hingga Minggu pagi (20/7/2025).

Warga Desa Kedungrejo, Rohman, merasakan langsung dampak dari erupsi ini. Ia mengatakan bahwa hujan abu dengan intensitas tipis mulai terasa sejak Sabtu malam hingga Minggu dini hari. Meskipun sekilas tidak terlalu terlihat karena intensitasnya yang tipis, dampak abu vulkanik ini cukup terasa. “Hujan abu sejak semalam sampai pagi ini. Sekilas enggak kelihatan, karena (intensitas hujan abunya) tipis, tapi tanaman (terlihat putih) kayak ada abu gitu. Terus di mata itu agak perih,” kata Rohman, dikonfirmasi pada Minggu (20/7/2025). Rasa perih di mata menjadi indikator jelas adanya partikel abu di udara.

Pada Minggu pagi, tercatat dua kali erupsi lagi, yakni pada pukul 05.59 WIB dan 07.25 WIB. Namun, pada kedua erupsi ini, semburan abu vulkaniknya tidak terlihat karena kondisi puncak gunung tertutup kabut tebal. Barulah pada pukul 10.12 WIB, Gunung Semeru kembali erupsi dengan mengeluarkan abu vulkanik setinggi kurang lebih 500 meter dari puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal, bergerak ke arah barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 112 detik.

Sebelumnya, pada Sabtu malam, terjadi empat kali erupsi berturut-turut sejak pukul 18.54 WIB, 19.32 WIB, 20.26 WIB, dan 20.33 WIB. Puncak ketinggian abu vulkanik yang terpantau oleh pos PGA Semeru mencapai 700 meter di atas puncak gunung pada pukul 19.32 WIB. Sebaran abu vulkanik dari erupsi ini mengarah ke barat daya, yaitu ke arah Malang kota, menjelaskan mengapa warga di Kabupaten Malang merasakan dampaknya.

Baca Juga:Truk Tebu Parkir Sembarangan, Satlantas Malang Imbau Tertib demi Ceg4h Kemacetan


 

Data Kegempaan dan Peringatan PVMBG

 

Liswanto, Petugas Pos PGA Semeru, dalam keterangannya pada Minggu (20/7/2025), merinci aktivitas kegempaan Gunung Semeru. Sepanjang Sabtu malam, pukul 00.00 – 24.00 WIB, petugas mencatat telah terjadi 44 kali erupsi dengan amplitudo 12-22 mm dan lama gempa 45-168 detik. Selain itu, terjadi 18 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-9 mm dan lama gempa 33-107 detik.

Aktivitas lainnya juga terpantau:

  • Dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 6-8 mm dan lama gempa 38-40 detik.
  • Dua kali harmonik dengan amplitudo 6-7 mm dan lama gempa 77-101 detik.
  • Satu kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 10 mm, S-P 7 detik, dan lama gempa 16 detik.
  • Tiga kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 12-25 mm, S-P 12-15 detik, dan lama gempa 35-52 detik.

Terkait peningkatan aktivitas ini, PVMBG mengeluarkan imbauan tegas kepada masyarakat. Masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak atau pusat erupsi. Di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak diizinkan melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan. Hal ini karena wilayah tersebut berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

Masyarakat, termasuk pendaki, juga diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru. Zona larangan ini diberlakukan karena area tersebut rawan terhadap bahaya lontaran batu atau pijar. Selain itu, masyarakat juga harus mewaspadai adanya potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. “Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” tukas PVMBG.

Sebagai informasi, Gunung Semeru memiliki ketinggian 3.676 Mdpl dan menjadi salah satu puncak tertinggi di Jawa. Lokasinya berada di antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, yang juga menjadi bagian dari kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Saat ini, pendakian ke Gunung Semeru sudah dibuka untuk umum, tetapi aktivitas pendakian masih terbatas hingga Danau Ranukumbolo, serta dibatasi maksimal kuota 200 orang per harinya untuk menjaga keselamatan dan kelestarian alam. Erupsi hari ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak untuk selalu waspada dan mematuhi imbauan dari pihak berwenang.

Baca Juga:PT KAI Catat Lonjakan Penumpang di Stasiun Malang Awal 2025