infomalang.com/ – Kabar menggembirakan datangnya dunia investasi logam mulia. Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) melonjak signifikan pada Rabu, 23 Juli 2025. Kenaikan ini cukup mencolok dibandingkan hari sebelumnya, di mana harga sempat stagnan dan tidak menunjukkan perubahan berarti. Pergerakan ini tentu menjadi sorotan utama bagi para investor, karena logam mulia sering dijadikan instrumen andalan dalam menjaga nilai kekayaan, khususnya di tengah kondisi ekonomi yang fluktuatif.
Berdasarkan situs resmi Logam Mulia milik Antam, harga satu gram emas naik Rp 24.000 dan kini berada di level Rp 1.970.000. Ini menjadi angka tertinggi dalam beberapa pekan terakhir dan memperkuat posisi logam mulia sebagai aset aman (safe haven) di tengah pemanasan global.
Baca Juga: Aset Rp 2,8 M: Koperasi Merah Putih Malang Kian Perkuat Distribusi Pertanian
Rincian Harga Emas Hari Ini
Kenaikan harga ini terjadi pada hampir semua ukuran. Uniknya, ukuran terkecil yaitu 0,5 gram justru sedikit menurun ke angka Rp 1.035.000. Sementara satu gram logam mulia dijual seharga Rp 1.970.000. Untuk pembeli dalam skala besar, harga untuk 10 gram mencapai Rp 19.195.000, dan untuk ukuran terbesar 1.000 gram (1 kg), harga mencapai Rp 1.910.600.000.
Harga pembelian kembali atau buyback oleh Antam juga mengalami kenaikan yang sama, yaitu Rp 24.000 per gram. Saat ini, harga buyback berada di angka Rp 1.816.000 per gram. Jadi, jika Anda ingin menjual kembali logam mulia yang dimiliki ke Antam, maka angka tersebut akan menjadi acuannya.
Pergerakan Harga dalam Sepekan
Jika menengok pergerakan dalam seminggu terakhir, harga logam mulia Antam berada di kisaran Rp 1.908.000 hingga Rp 1.970.000 per gram. Dalam sebulan terakhir, rentangnya tercatat antara Rp 1.880.000 hingga Rp 1.970.000. Ini menunjukkan tren kenaikan yang stabil dan cukup konsisten, menandakan permintaan yang terus tumbuh.
Baca Juga: 4 Tuntutan Driver Grab soal Komisi yang Bikin Geger, Nomor 1 Jadi Sorotan
Apa Penyebab Kenaikan Emas?
Kenaikan harga logam mulia biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah gejolak perekonomian global, inflasi, dan fluktuasi nilai tukar dolar AS. Ketika terjadi cuaca ekonomi, banyak investor cenderung memindahkan asetnya ke instrumen yang lebih stabil seperti logam mulia. Permintaan pun meningkat dan harga otomatis ikut terdongkrak.
Selain faktor global, tren dalam negeri juga ikut mendorong permintaan. Masyarakat Indonesia semakin sadar akan pentingnya investasi jangka panjang. Logam mulia dipilih karena stabilitas dan kenyamanan dalam pencairan aset.
Pajak dan Ketentuan Pembelian Logam Mulia
Perlu diketahui bahwa pembelian logam mulia batangan Antam dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) 22 sebesar 0,9%. Namun, tarif ini bisa ditekan menjadi 0,45% jika pembeli mencantumkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) saat transaksi. Oleh karena itu, bagi pembeli yang melakukan pembelian dalam jumlah besar, termasuk NPWP adalah langkah bijak agar tidak terbebani pajak tinggi.
Harga logam mulia juga bisa bervariasi tergantung tempat pembelian. Harga di toko resmi Antam bisa saja berbeda dari toko perhiasan atau marketplace. Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk membandingkan harga dan pembelian dilakukan di tempat terpercaya.
Emas Masih Layak Jadi Investasi?
Dengan tren harga yang terus naik, muncul pertanyaan: apakah sekarang waktu yang tepat membeli logam mulia? Jawabannya sangat bergantung pada tujuan investasi Anda. Jika fokusnya adalah menjaga nilai aset dalam jangka panjang, maka investasi ini masih sangat layak. Namun, bagi yang ingin mengambil keuntungan jangka pendek, sebaiknya analisis memperhatikan teknikal dan kondisi pasar global terlebih dahulu.
Lonjakan harga hari ini menjadi sinyal bahwa kepercayaan terhadap logam mulia masih sangat kuat. Investor yang sudah memiliki simpanan logam mulia tentu mendapat angin segar. Sedangkan bagi yang belum sempat membeli, ini bisa menjadi momen evaluasi ulang terhadap strategi investasinya.
Dengan daya tariknya yang tetap kokoh meskipun banyak alternatif investasi bermunculan, logam mulia seperti produk Antam terus menegaskan posisinya sebagai pilihan utama dalam portofolio jangka panjang.
Dengan daya tariknya yang tetap kokoh meskipun banyak alternatif investasi bermunculan, logam mulia seperti produk Antam terus menegaskan posisinya sebagai pilihan utama dalam portofolio jangka panjang. Di tengah-tengah perekonomian global, memiliki cadangan emas fisik bukan hanya soal keuntungan, tapi juga soal ketenangan.
Bagi investor pemula, ini saat yang tepat untuk mulai belajar dan menyusun strategi—bukan hanya sekedar ikut-ikutan tren, tapi benar-benar memahami nilai emas dalam peta keuangan pribadi. Sementara bagi investor berpengalaman, mendorong harga ini bisa menjadi momentum untuk menata ulang portofolio dan mengambil keputusan yang lebih bijak. Apa pun pilihan Anda, satu hal pasti: logam mulia tetap bersinar di tengahnya.















