InfoMalang – Kasus yang melibatkan sosok “ Sister Hong ” membuat geger publik China. Pria bernama asli Jiao, berusia 38 tahun, menyamar sebagai wanita dan disebut telah berhubungan seksual dengan lebih dari 1.600 pria . Ironisnya, sebagian dari korban tersebut dilaporkan terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) , menimbulkan kekhawatiran akan penyebaran infeksi dalam skala besar.
Kasus ini pertama kali terungkap setelah Jiao ditangkap polisi di Nanjing, Provinsi Jiangsu, pada 5 Juli 2025. Dalam laporan South China Morning Post , yang dikutip Minggu (20/7), Jiao diamankan karena merekam aktivitas seksualnya secara diam-diam dengan para korban, lalu menjual rekaman tersebut sebagai konten terlarang. Fakta bahwa dirinya seorang pria semakin menyukai kehebohan publik, terutama karena selama ini ia dikenal sebagai sosok “wanita” dengan penampilan mencolok.
Baca Juga: 3 Alasan Mengapa Bihun Bisa Masuk Menu Diet Sehatmu
Menyamar Jadi Wanita demi Menipu Korban
Untuk menipu para korbannya, Jiao mengenakan riasan tebal, wig panjang, serta rok. Tak hanya itu, ia juga mengubah nada suara agar terdengar seperti perempuan. Penyamaran ini berhasil mengelabui banyak pria yang mendatanginya, bahkan beberapa korban mengaku awalnya tidak curiga sama sekali dengan identitas aslinya.
Media China menyebut Jiao memiliki cara unik untuk menarik “pelanggannya”. Ia menawarkan layanan seksi dengan keseimbangan yang tidak lazim, seperti buah-buahan, minyak kacang, atau susu, sehingga memberikan kesan transaksi yang “murah dan mudah.” Cara ini membuat banyak pria bersandar untuk datang ke kediamannya.
Menurut laporan China Press, total ada sekitar 1.691 pria yang pernah melakukan hubungan seksual dengannya. Dari jumlah tersebut, sebagian besar diketahui HIV tertular. Namun, pihak yang berwenang belum merilis angka pasti mengenai korban yang benar-benar terinfeksi.
Kesaksian Mengejutkan dari Para Korban
Setelah identitas Sister Hong terungkap, beberapa korban membagikan pengalaman mereka melalui media sosial Weibo . Mereka mengaku terkejut dan tidak menyangka bahwa orang yang mereka temui sebenarnya adalah seorang pria. Beberapa bahkan mengaku sudah mengetahui kebenarannya di tengah jalan, tetapi tetap melanjutkan hubungan seksual karena merasa “sudah terlanjur.”
Salah satu korban menulis, “Saya kira tidak ada gunanya berhenti di tengah jalan. Jadi saya tetap menyelesaikannya.” Pernyataan ini memicu kalangan warganet mengenai rendahnya kesadaran sebagian orang akan risiko penularan penyakit menular seksual.
Selain itu, para korban juga menyinggung tentang perilaku Jiao yang terkesan lembut dan penyayang. “Ia sabar dan membuat saya merasa nyaman,” tulis salah satu korban di Weibo. Karakter inilah yang membuat banyak pria tidak merasa curiga atau terancam.
Ancaman Hukum Berat bagi Jiao
Kasus Sister Hong kini tengah diproses oleh pihak yang berwenang. Berdasarkan hukum pidana Tiongkok, jika seseorang dengan sadar melakukan hubungan seksual tanpa keamanan meskipun mengetahui dirinya mengidap HIV atau penyakit menular seksual lainnya, maka ia dapat dikenakan hukuman berat.
Untuk kasus ringan, pelaku dapat dijatuhi hukuman 3–10 tahun penjara. Namun, jika terbukti mengakibatkan kematian, cedera serius, atau kerugian besar, maka hukumannya bisa diperpanjang hingga seumur hidup, bahkan hukuman mati. Situasi ini membuat publik menanti-nantikan keputusan pengadilan terkait nasib Sister Hong.
Ancaman HIV yang Terus Menginntai
Kasus ini kembali mengingatkan dunia pada bahaya HIV. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) , HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel CD4, yang berperan penting dalam melawan infeksi. Jika tidak diobati, HIV dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome), kondisi yang membuat tubuh tidak mampu melawan berbagai penyakit.
HIV ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh, termasuk darah, udara mani, cairan vagina, dan ASI. Penularan juga dapat terjadi dari ibu ke anak selama kehamilan atau persalinan. Penggunaan alat pelindung diri seperti kondom serta tes HIV rutin menjadi cara utama untuk mencegah penyebaran virus ini.
Respons Publik dan Pemerintah
Kasus Sister Hong menuai kecaman luas. Banyak warganet yang menuntut hukuman berat bagi Jiao karena membahayakan kesehatan masyarakat. Pemerintah daerah juga meningkatkan kesadaran akan HIV, termasuk mengingatkan pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin bagi mereka yang merasa berisiko.
Selain itu, otoritas Nanjing memperingatkan bahwa siapa pun yang mengetahui dirinya terinfeksi HIV namun tetap melakukan hubungan seksual tanpa keamanan dapat mengakibatkan hukuman berat. Pesan ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk tidak meremehkan dampak penyebaran penyakit seksual menular.















