Breaking

Nelayan Asal Sendangbiru Malang Diduga Hilang di Laut Sekitar Pulau Sempu (22/7/2025)

infomalang.com/ MALANG – Laut selatan di kawasan Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe), Kabupaten Malang, kembali memakan korban. Seorang nelayan bernama Naridi (66), warga Dusun Sendangbiru RT 2/RW 1, dilaporkan hilang sejak Selasa (22/7/2025) pagi saat mencari ikan di sekitar Pulau Sempu. Hingga Rabu (23/7/2025) sore, upaya pencarian intensif oleh tim gabungan belum membuahkan hasil.

Kronologi Kejadian

Menurut keterangan Kepala Satpolairud Polres Malang AKP Yoyok Supandi, Naridi meninggalkan rumah pada pukul 04.00 WIB dengan tujuan menangkap ikan karang di sekitar Pulau Sempu. Ia menggunakan sampan kecil berwarna biru bertuliskan “KLIWON”. Target lokasi pencarian ikan adalah perairan Pantai Gerojokan, yang berjarak sekitar 300 meter di sebelah timur Pulau Sempu.

Namun, situasi saat itu masih gelap karena matahari belum terbit. Pada pukul 06.00, dua nelayan lain bernama Sih Mulyoadi (56) dan Doni Nuviadi (43), yang sedang menebar jaring di sekitar lokasi, menemukan sampan korban terbalik. “Kedua saksi mendekat dan melihat perahu terbalik. Mereka mengangkat perahu ke kapal mereka yang lebih besar, tetapi tidak menemukan korban di sekitar lokasi,” ujar Yoyok, Rabu (23/7/2025).

Di dalam perahu tersebut hanya ditemukan barang-barang pribadi milik korban, termasuk alat pancing dan kantong plastik berisi bekal. Menyadari tanda-tanda yang mencurigakan, kedua saksi segera mencari Naridi di sekitar lokasi. Namun pencarian hingga sore hari tidak membuahkan hasil. Mereka kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Mako Satpolairud Polres Malang di dekat Pelabuhan Pondokdadap.

Pencarian Intensif Tim Gabungan

Setelah laporan diterima, tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, Satpolairud Polres Malang, Pos Angkatan Laut (AL) Sendangbiru, dan tim Search and Rescue (SAR) lokal dikerahkan untuk melakukan pencarian. Total ada 13 personel yang terlibat dalam misi tersebut.

Pencarian dimulai pada Rabu pagi pukul 08.00 WIB dengan menggunakan tiga perahu. Fokus pencarian diarahkan ke bagian utara Pulau Sempu, termasuk ke arah timur dan sekitar Tanjung Harapan. Namun, hingga pukul 16.00 WIB, korban belum ditemukan. “Kami sudah menyisir perairan secara maksimal, tapi hingga sore belum ada tanda-tanda keberadaan korban,” jelas Yoyok.

Kondisi Laut Jadi Tantangan

Tim SAR menghadapi berbagai kendala selama proses pencarian, termasuk gelombang laut yang cukup tinggi dan kondisi perairan yang luas. Menurut laporan, arus laut di sekitar Pulau Sempu cukup deras, yang memungkinkan korban terseret jauh dari lokasi kejadian. “Kami menduga korban bisa terbawa arus ke arah yang sulit dijangkau. Pencarian akan kami lanjutkan dengan memperluas area,” tambah Yoyok.

Selain itu, keterbatasan visibilitas di pagi hari pada saat kejadian memperburuk situasi. Kondisi ini membuat nelayan lain di sekitar lokasi sulit melihat secara jelas kejadian yang menimpa Naridi.

Dukungan dari Warga dan Keluarga

Kabar hilangnya Naridi membuat warga Desa Tambakrejo cemas. Banyak warga yang ikut memantau perkembangan pencarian. Beberapa nelayan lokal bahkan turut serta memberikan informasi kepada tim pencari tentang arus laut dan titik-titik rawan di sekitar Pulau Sempu.

Keluarga korban pun berharap besar agar Naridi segera ditemukan, baik dalam kondisi selamat maupun tidak. “Kami berharap pencarian terus dilanjutkan. Kami ingin ada kejelasan mengenai keberadaan bapak,” ujar salah satu anggota keluarga korban.

Baca Juga:Balapan Sekda Malang Dimulai: Kepala DPKPCK Budiar Ambil Langkah Awal

Tanggapan Resmi dan Rencana Lanjutan

Pihak kepolisian menegaskan bahwa pencarian akan terus dilakukan. “Kami akan melanjutkan upaya pencarian sampai korban ditemukan. Besok kami akan melibatkan lebih banyak personel dan memperluas area pencarian ke wilayah yang lebih jauh dari titik awal,” kata Yoyok.

Jika korban belum ditemukan dalam waktu dekat, tim SAR akan mempertimbangkan untuk mengerahkan bantuan dari Basarnas pusat serta melibatkan nelayan yang lebih banyak untuk memperluas cakupan pencarian. Proses ini juga akan menggunakan peralatan tambahan seperti sonar untuk mendeteksi kemungkinan posisi korban di bawah permukaan laut.

Pulau Sempu: Surga Wisata yang Penuh Risiko

Pulau Sempu selama ini dikenal sebagai destinasi wisata alam yang populer di Kabupaten Malang. Namun, di balik keindahannya, kawasan ini menyimpan potensi bahaya, terutama bagi para nelayan. Arus laut yang kuat dan ombak besar sering menjadi tantangan bagi mereka yang mencari ikan di sekitar pulau ini.

Pakar kelautan dari Universitas Brawijaya, Dr. Sigit Prasetyo, mengingatkan bahwa perairan di sekitar Pulau Sempu termasuk zona dengan arus silang yang berbahaya. “Nelayan perlu memperhatikan kondisi cuaca dan arus sebelum berangkat melaut, terutama pada dini hari ketika visibilitas sangat rendah,” jelasnya.

Ajakan untuk Waspada

Kasus hilangnya Naridi menjadi peringatan bagi para nelayan di kawasan Sendangbiru agar lebih waspada saat melaut. Pemerintah daerah melalui Dinas Perikanan Kabupaten Malang berencana meningkatkan sosialisasi keselamatan bagi nelayan, termasuk pentingnya membawa alat pelampung dan perangkat komunikasi saat melaut.

“Kami mendorong para nelayan untuk selalu memperhatikan faktor keselamatan, seperti mengenakan life jacket dan membawa alat komunikasi darurat. Ini penting agar kejadian serupa tidak terulang,” kata salah satu pejabat Dinas Perikanan setempat.

Hilangnya Naridi di perairan Pulau Sempu menjadi duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat Sendangbiru. Meski upaya pencarian sudah dilakukan selama dua hari, keberadaannya masih belum diketahui. Tim SAR berkomitmen melanjutkan pencarian dengan mengerahkan seluruh sumber daya yang ada.

Tragedi ini sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya mengutamakan keselamatan saat beraktivitas di laut. Semoga upaya pencarian segera membuahkan hasil, sehingga keluarga korban dapat memperoleh kejelasan atas nasib Naridi.

Baca Juga:BNI Hadirkan Wonderful Gathering untuk Nasabah di Wilayah 18