Breaking

Tarif Baru Trump Bikin Harga Barang Naik, Warga AS Terancam Tekor

InfoMalangKebijakan tarif impor baru yang diterapkan Presiden Donald Trump diprediksi akan memberikan tambahan pemasukan miliaran dolar bagi Amerika Serikat (AS). Namun, kebijakan Presiden Trump ini juga diperkirakan akan menaikkan harga barang-barang kebutuhan sehari-hari di negeri Paman Sam, membuat konsumen harus merogoh kocek lebih dalam.

Langkah Presiden Trump ini, yang disebut sebagai salah satu kebijakan ekonomi paling agresif dalam beberapa tahun terakhir, mulai menunjukkan dampaknya. Kenaikan harga sudah mulai terasa di sejumlah sektor strategis. Meski demikian, Trump dan tim ekonominya menegaskan bahwa manfaat jangka panjang dari kebijakan ini akan lebih besar dibandingkan beban jangka pendek yang ditanggung konsumen.

Para ekonom menilai bahwa tarif impor Trump ini akan membutuhkan waktu sebelum menunjukkan dampak penuh pada inflasi dan daya beli masyarakat. Namun, mereka sepakat bahwa efeknya akan terasa lebih signifikan dalam beberapa bulan mendatang.

Lalu, sektor apa saja yang paling terpengaruh oleh kebijakan tarif Presiden Trump ini? Berikut ulasannya.

Baca Juga: Kisah Cissipizza: UMKM Kuliner Malang Meroket Lewat Digitalisasi

Pakaian dan Alas Kaki: Harga Meroket

Sebagian besar pakaian dan alas kaki yang dijual di AS diproduksi di luar negeri, terutama dari negara seperti Vietnam, Tiongkok, dan Bangladesh. Meskipun Trump telah mengurangi beberapa tarif terberat yang ditetapkan sebelumnya, pajak impor dari negara-negara tersebut tetap tinggi.

Saat ini, AS mengenakan tarif minimal 30% untuk produk dari Tiongkok dan berencana menetapkan pajak sebesar 19% untuk barang-barang dari Vietnam dan Indonesia mulai 1 Agustus. Sementara itu, produk asal Bangladesh yang diproyeksikan akan dikenakan tarif hingga 35%.

Langkah ini berdampak besar bagi jaringan ritel besar seperti Walmart dan Target yang dikenal menjual pakaian dengan harga terjangkau. Bahkan, merek ternama seperti Levi Strauss dan Nike telah mengonfirmasi rencana kenaikan harga untuk sejumlah produk mereka.

Menurut laporan Budget Lab Yale, harga pakaian di AS diprediksi melonjak hingga 37% dalam jangka pendek. Data terbaru juga menunjukkan adanya kenaikan 0,4% pada harga pakaian dari Mei hingga Juni, menunjukkan tren peningkatan yang terus berlanjut.

Kopi, Minyak Zaitun, dan Bahan Pangan

Sektor pangan juga tidak terpengaruh oleh dampak kebijakan tarif ini. Hampir semua kopi yang dikonsumsi di AS berasal dari luar negeri, terutama dari Brasil dan Vietnam. Dengan tarif baru, kopi asal Brasil dikenakan pajak sebesar 50%, sementara kopi dari Vietnam akan dikenakan tarif 20%.

Produk pangan lainnya seperti minyak zaitun dari Italia, Spanyol, dan Yunani juga akan mengalami kenaikan harga karena diberlakukannya tarif 15% terhadap produk asal Uni Eropa. Selain itu, Trump juga menaikkan tarif untuk barang-barang dari Meksiko, pemasok utama alpukat dan tomat, meskipun beberapa barang masih diberikan untuk produk tertentu.

Budget Lab Yale memperkirakan harga pangan akan naik sekitar 3,4% dalam jangka pendek, dengan produk segar mengalami pergerakan harga yang paling signifikan pada awal penerapan kebijakan ini.

Bir, Anggur, dan Minuman Beralkohol

Industri minuman beralkohol Eropa juga terkena imbasnya. AS merupakan salah satu pasar ekspor terbesar bagi produsen alkohol di Eropa, dengan penjualan mencapai €9 miliar per tahun. Negara ini mencakup sekitar seperempat dari ekspor wiski Irlandia dan hampir 18% dari ekspor sampanye.

Meski begitu, masih ada isu mengenai apakah alkohol akan dimasukkan ke dalam kesepakatan tarif antara AS dan Uni Eropa. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen belum mengonfirmasi apakah produk-produk tersebut akan diaktifkan dari tarif tambahan.

Jika tarif diberlakukan, konsumen AS harus bersiap menghadapi kenaikan harga pada produk-produk seperti bir impor, anggur, dan sampanye, yang sebelumnya relatif terjangkau di pasar AS.

Mobil, Rumah, dan Energi

Selain kebutuhan sehari-hari, sektor lain yang terkena dampak kebijakan ini adalah otomotif, perumahan, serta energi dan bahan bakar. Mobil-mobil impor, khususnya dari Eropa dan Asia, diperkirakan akan mengalami kenaikan harga yang signifikan. Hal ini tentunya berdampak pada industri otomotif lokal yang mengandalkan impor suku cadang dan kendaraan rakitan.

Di sektor perumahan, tarif baru dapat mempengaruhi biaya material bangunan, sehingga berpotensi menaikkan harga rumah baru. Tak ketinggalan, sektor energi juga terdampak. Harga bahan bakar dan gas diprediksi akan naik seiring dengan kenaikan tarif pada impor energi tertentu.

Dampak untuk Konsumen

Meskipun tujuan utama kebijakan ini adalah meningkatkan pendapatan negara dan melindungi industri dalam negeri, para ekonom memperingatkan bahwa konsumen akan menjadi pihak yang paling merasakan beban. Lonjakan harga di berbagai sektor akan menekan daya beli masyarakat, terutama bagi mereka yang mengandalkan barang impor untuk kebutuhan sehari-hari.

Menurut analisis sejumlah ekonom, kebijakan ini dapat memicu inflasi jangka pendek, meskipun pemerintah AS menyatakan dampaknya akan diimbangi dengan manfaat jangka panjang bagi perekonomian nasional.

Baca Juga: Nona Nails Studio: Sentuhan Kecantikan dari Hobi yang Bertransformasi Menjadi Studio Profesional